Renungan Harian Lukas 22:24-38. Apakah yang menjadi perdebatan pada perjamuan malam? Apakah jawab Yesus kepada murid-murid-Nya?
Melayani Bukan Dilayani
Para murid melihat kemesiasan Yesus berdasarkan sudut pandang materialisme. Mereka mengira Yesus akan menjadi Raja. Tak heran bila mereka berambisi untuk diikutsertakan dalam pemerintahan-Nya kelak. Itu menyebabkan mereka sering memperdebatkan siapakah yang terbesar dari antara mereka.
Bahkan dalam perjamuan Paskah, saat Yesus mempersiapkan mereka untuk menerima fakta kematian-Nya, mereka malah bertengkar soal kedudukan (24). Menanggapi pertengkaran mereka, Yesus membandingkan kepemimpinan dunia dengan kepemimpinan rohani. Pemimpin dunia mengandalkan kuasa yang ada padanya untuk memerintah orang lain (25).
Bahkan mereka cenderung mendominasi dan menjadi diktator. Tetapi murid Kristus harus berbeda! Murid Kristus tidak boleh mengeksploitasi kedudukan. Murid Kristus harus menjalankan tugas bukan sebagai orang yang harus dilayani namun sebagai orang yang melayani (26). Kepemimpinan bukanlah kesempatan untuk menerima hak istimewa tetapi sebuah tanggung jawab pelayanan yang harus dilakukan dengan penuh kerendahan hati di hadapan Allah.
Yesus sendiri telah memberi teladan hidup-Nya. Ia ada di tengah-tengah mereka sebagai pelayan (27) sampai Ia menyerahkan hidup-Nya untuk melayani kebutuhan hakiki manusia, yaitu keselamatan kekal. Lewat perkataan itu, Yesus seolah ingin mengatakan bahwa kebesaran seorang bukan dilihat dari kedudukan atau kuasa yang dimilikinya, tetapi dari sikap hidup dan pelayanannya kepada orang lain.
Kini pun pertengkaran untuk menjadi yang terbesar masih sering terulang. Kedudukan dan jabatan menjadi fokus banyak orang. Ketidakmengertian terhadap prinsip pelayanan Tuhan bisa terjadi karena motif yang salah dalam mengikut Dia. Salib Kristus bukan saja sumber keselamatan bagi kita tetapi juga pola hidup dan prinsip pelayanan yang membuat kita merendahkan diri dan menyangkal diri.
Seperti Kristus yang datang untuk melayani dan bukan dilayani, demikianlah kita seharusnya. Di dalam gereja, keluarga, dan dimana pun kita berada seharusnya ini menjadi sikap dasar kita, yaitu melayani. Seperti Kristus telah melayani kita, maukah kita berkomitmen untuk melayani Tuhan dan sesama? (Renungan Harian Lukas 22:24-38 – GKBJ)