Renungan Harian Remaja Filipi 2: 1-7. Seorang wanita jahat meninggal dunia. Selama hidupnya dia tidak melakukan perbuatan baik apa pun. Maka setan melemparkannya ke lautan api. Tapi malaikat pelindungnya tidak menyerah. “Bisakah saya mengingatkan satu hal baik yang dilakukannya?” Setelah berpikir cukup lama, malaikat itu berkata dengan wajah cerah pada Tuhan, “Saya ingat suatu kali wanita itu menggali bawang merah di kebunnya dan memberikannya pada pengemis.”
“Benar,” kata Tuhan. “Ambillah bawang merah yang sama ukurannya dan ulurkan kepada dia di lautan api dan cobalah mengangkat dia dengan bawang merah itu. Jika kamu berhasil, dia akan bebas.” Maka malaikat itu mulai menarik wanita itu dengan hati-hati. Tapi ketika orang lain melihat apa yang terjadi, dan wanita itu mulai naik ke atas, mereka semua mulai menggantungkan diri ke tubuh wanita itu. Wanita itu mulai menendang mereka dan berteriak, “Akulah satu-satunya yang akan diselamatkan oleh bawang merah kecil ini; ia milikku seorang, ia bukan milikmu.” Seketika bawang merah itu putus dan wanita itu pun jatuh kembali ke lautan api untuk selamanya. Malaikatnya menangis.
Di zaman ini, apalagi di kota besar, bukan hal sulit menemukan orang yang bersikap mementingkan diri sendiri. Pernah, kan, melihat orang yang dengan seenaknya nyerobot antrian hanya dengan alasan punya urusan penting? Padahal mungkin saja ada orang lain yang punya urusan jauh lebih penting, justru harus mengantri berjam-jam. Masih banyak contoh dari sikap mementingkan diri sendiri yang bisa kita saksikan sehari-hari di sekitar kita.
Sekalipun banyak orang menganggap sikap mementingkan diri sendiri hal biasa, namun sebagai orang percaya, jangan pernah kita menganut paham seperti ini. Mementingkan diri sendiri, nggak akan pernah memberi ruang untuk kita memikirkan kepentingan orang lain. Ini jelas bertentangan dengan Firman Tuhan, yang justru mengingatkan kita untuk peduli dan memperhatikan orang lain. Ingat, kasih adalah ciri nyata kehidupan orang percaya. Itu artinya, kita hidup bukan untuk diri sendiri, tapi juga orang lain. (RJW – Renungan Harian Remaja Filipi 2: 1-7)