Renungan Harian Remaja 1 Yohanes 4:7-21. Seorang wanita bertanya pada kekasihnya, “Sayang, kenapa kamu mencintaiku?” “Aku tidak bisa mengatakan alasannya, tapi aku benar-benar mencintaimu,” jawab sang kekasih. Karena kurang puas, si wanita bertanya lagi dengan pertanyaan yang sama, dan memaksa kekasihnya untuk memberitahukan alasannya. Akhirnya kekasihnya menyerah dan berkata, “Baiklah, aku akan memberitahukan alasannya kenapa aku mencintaimu. Aku mencintaimu karena kamu cantik, karena suaramu indah, karena kamu sangat penyayang dan perhatian, karena senyummu, karena semua gerak-gerikmu.”
Beberapa waktu kemudian, wanita itu mengalami kecelakaan dan koma. Lalu sang kekasih meletakkan sebuah surat di sebelah wanita itu berbaring. Isi suratnya demikian, “Sayang, karena suaramu yang indah maka aku mencintaimu, tapi sekarang bisakah engkau bicara? Tidak! Karena itu, aku tidak bisa lagi mencintaimu. Karena perhatian dan kasih sayangmu, aku mencintaimu, tapi sekarang bisakah engkau memperlihatkannya? Tidak! Karena itu, aku tidak bisa lagi mencintaimu. Karena senyum dan gerak-gerikmu aku mencintaimu, tapi sekarang bisakah engkau tersenyum? Bisakah engkau bergerak? Tidak! Karena itu, aku tidak lagi bisa mencintaimu. Jika cinta memerlukan alasan, dengan keadaanmu sekarang tidak ada lagi alasan bagiku untuk mencintaimu. Jadi apakah cinta butuh alasan? Bagiku tidak! Karena dengan begitu aku akan tetap bisa mencintaimu…”
Pengorbanan Yesus di kayu salib, bagi mereka yang bersikap skeptis terhadap Yesus dan pengajaran-Nya, sangat sulit untuk diterima, “gimana mungkin Allah yang Maha segalanya dengan sukarela menjadi manusia?” Tapi Allah kita luar biasa. Ia pemilik cinta yang Mahasempurna. Ia nggak butuh banyak alasan untuk mengorbankan anak-Nya, Yesus Kristus, menjadi korban penebusan dosa. Satu-satunya alasan karena Ia begitu mengasihi kita. Yup! Allah telah menunjukkan kasih-Nya yang nggak bersyarat pada manusia. Sejatinya, kasih Allah yang nggak bersyarat mendorong kita untuk mengasihi sesama tanpa syarat pula. (RJW – Renungan Harian Remaja 1 Yohanes 4:7-21)