Renungan Yunus 1-4 | Ada Apa Di Luar Zona Nyaman? Ketika berbicara tentang zona nyaman, apa yang pertama terlintas dipikiran kita ?apakah liburan? Makanan enak? Pacar? Baca buku sambil kopi menemani? Family time? Atau bahkan hanya kasur empuk di kamar anda? Jika benar demikian, hal ini menunjukkan bahwa zona nyaman kita adalah sesuatu yang sifatnya berfokus kepada kepentingan dan kepuasan pribadi kita, dan memang benar bahwa zona nyaman sering kali di identikkan dengan suatu suasana atau rana di mana di dalamnya kita merasa nyaman, aman, bebas dari tekanan, dan kewajiban yang menuntut tanggung jawab kita untuk dikerjakan. Namun tahukah saudara bahwa zona nyaman sebenarnya lebih luas dari itu? Pikiran, pemahaman, dan ego kita ternyata bisa menjadi zona nyaman bagi kita, ketika pikiran dan pemahaman kita berfokus kepada kepentingan pribadi demi mencapai kepuasan pribadi kita. Sikap mementingkan diri sendiri ini biasa kita sebut dengan egois.
Zona nyaman sering kali menjadi masalah ketika zona nyaman ini membuat kita jauh dari tujuan Tuhan bagi kita, menjadi masalah ketika kita enggan meninggalkannya, karena akhirnya zona nyaman akan membuat kita menjadi pasif, tidak bertumbuh dan gagal mencapai tujuan Allah yang bahkanTuhan ingin kerjakan-Nya melalui kita.
Hal inilah yang dialami nabi Yunus, bahwasannya Yunus, Tuhan utus kepada Niniwe untuk menyampaikan pesan Tuhan supaya Niniwe bertobat dan berbalik dari perilakunya yang jahat, namun Yunus terlalu tenggelam dalam “zona nyamannya” yang akhirnya Allah dalam (tanda kutip) “memaksa” Yunus untuk keluar supaya karya Allah itu nyata bagi Niniwe terlebih bagi Yunus. Hari ini kita akan belajar bersama melalui kisah Yunus bagaimana Allah bekerja dalam kedaulatan-Nya.
Pertanyaan Penyelidikan
- MengapaYunus harus pergi ke Niniwe ?dan apa yang harus dilakukanYunus disana? (1:2; 3:2-4)
- Menurut saudara, mengapa Yunus memilih melarikan diri dari hadapan Allah? Mengapa harus ke Tarsis? Apakah ada alasan khusus atau hanya kebetulan? (1:3; 4:1-2)
- Apa yang terjadi ketikaYunus berusaha melarikan diri dari Tuhan ? (1:3-17)
- Selama dalam perutikan, apa yang terjadi pada Yunus? Dan menurut saudara apa dampaknya bagi panggilan Yunus yang kedua? (Ps. 2)
- Apa yang terjadi ketikaYunus menggenapi panggilan Tuhan ? (Ps. 3)
- Menurut saudara apa yang menjadi “zona nyaman” Yunus yang membuatnya sempat melarikan diri dari panggilan itu? (Ps.4)
- Menurut saudara, apa yang terjadi pada Yunus ketika akhirnya memutuskan keluar dari “zona nyamannya” ?
Implikasi & Aplikasi
- Coba renungkan, apa yang membuat saudara saat ini mungkin berusaha atau bahkan saat ini lari dari Tuhan?
- Apa “zona nyaman” saudara yang menghambat saudara saat ini?
- Seandainya Tuhan mengutus saudara hari ini ketempat yang tidak sesuai ekspetasi anda, yang memaksa anda harus keluar dari zona nyaman saudara, apakah anda akan merespon sama seperti Yunus ?
- Bagaimana anda memandang Pengutusan bagi anda yang akan diutus nanti, apakah bersifat representasi dari pengutusan Allah kepada saudara karena ada karya Allah yang mau dinyatakan melalui anda?
- Apa tindakan saudara menghadapi pergumulan, secara khusus mengenai pengutusan Allah sebelum suadara siap mengatakan “inilah aku, utuslah aku”? (lihat Ps. 2)
- Siapkah saudara melangkahkan kaki keluar dari zona nyaman saudara demi menggenapi panggilan/ pengutusan Allah kepada anda, untuk melakukan kehendak dan perintah-Nya?
“…siapakah yang akan Kuutus, Dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?…” (Yesaya 6:8)
“saya pergi bukan karena Tuhan butuh saya, tapi oleh anugerah-Nya Tuhan pilih saya, selamatkan saya dan saya mau Tuhan pakai untuk menjadi saksi memberitakan Dia yang bukan hanya mampu selamatkan saya, bahkan menyelamatkan semua orang”
-Eunike Elda Manating
Penulis: Frerianus Erwin