Renungan Yesaya 6-1-8 (Sebuah Perjumpaan Untuk Dikenang)
Renungan Yesaya 6-1-8 (Sebuah Perjumpaan Untuk Dikenang)

Renungan Yesaya 6: 1-8 (Sebuah Perjumpaan Untuk Dikenang)

Renungan Yesaya 6: 1-8 (Sebuah Perjumpaan Untuk Dikenang) Kalau kita mau berbicara mengenai panggilan misi Allah bagi kita, bagaimana Allah memanggil kita, maka kita harus memulainya dengan berkata seperti ini: Ketika Allah mau panggil dan bekerja melalui kita, maka Allah harus bekerja di dalam kita. Ini merupakan sesuatu yang sangat penting dan tidak boleh diubahkan. Kita tidak boleh melupakan hal ini.

Sebuah Perjumpaan Untuk Dikenang

Kita sering mengatakan, “YA TUHAN PAKAILAH AKU” berarti kita sedang berbicara, “Tuhan bekerjalah melalui aku” TETAPI kita lupa, sebelum Tuhan memakai kita, Tuhan itu ingin bekerja di dalam kita. Sebagian orang Kristen berkata, “Tuhan pakailah Aku, bekerjalah melalui aku!” Namun kita perlu sadari bahwa TANPA bekerja di dalam aku, maka pekerjaan itu akan menjadi ke-Aku-an bagi kita.

 

Maka itu akan menjadi PECITRAAN dan AKTUALISASI diri bagi kita, karena kita hanya mau dipakai melalui kita, TETAPI belum mengalami TUHAN BEKERJA DI DALAM KITA. Sebagian orang terbalik juga, mereka seringkali berdoa, “YA TUHAN BEKERJALAH DI DALAM AKU!” tetapi kalau kita bicara tentang TUHAN bekerja di dalam kita, kita seharusnya menyadari bahwa TUJUAN AKHIRNYA adalah TUHAN BEKERJA MELALUI KITA.

 

“Siapa kita di hadapan Allah, lebih penting daripada apa yang kita lakukan bagi Allah.”

 

Jadi siapa kita itu PENTING sekali. Lebih penting daripada apa yang kita lakukan bagi Allah. Sebagian orang terjebak ingin menunjukkan APA YANG BISA SAYA LAKUKAN BAGI ALLAH. Tetapi sebetulnya yang membuat kita berkenan di hadapan Allah itu BUKAN apa yang kita lakukan bagi Dia. TAPI apa yang dilakukan Allah bagi kita yaitu ketika YESUS KRISTUS memberikan korban yang SEMPURNA di atas kayu salib UNTUK Kita. Ketika Dia memberikan KORBAN yang SEMPURNA untuk kita, DISITULAH MENENTUKAN SIAPA KITA.

 

Jadi, Siapa kita di hadapan Allah, lebih penting daripada apa yang kita lakukan bagi Allah. Jangan sampai apa yang kita lakukan bagi Allah, MENENTUKAN SIAPA KITA. Sebab kita tahu bersama bahwa apa yang dilakukan masing-masing orang bagi Allah tidak selalu sama. Ada orang yang dipakai Allah secara besar dan juga ada orang yang dikasih Allah talenta yang begitu luar biasa. KALAU IDENTITAS SESEORANG DITENTUKAN OLEH APA YANG KITA LAKUKAN BAGI ALLAH, MAKA kita akan mendapati identitas kita TIDAK SAMA. Ada orang yang kapasitasnya kecil, dan mungkin dia merasa minder dengan orang lain dengan kapasitas yang besar, TAPI kita bersyukur kepada TUHAN bahwa IDENTITAS KITA tidak ditentukan oleh apa yang kita lakukan bagi Allah, tetapi ditentukan oleh apa yang Allah telah lakukan bagi kita melalui Yesus Kristus.

 

Nah, kalau ini identitas kita, maka kita semua bisa berdiri SAMA RATA. Baik orang yang memiliki gelar S3 dengan orang yang tidak pernah sekolah SD; Baik orang yang pandai sekali dengan orang yang bodoh sekali, Baik orang yang kaya sekali dengan orang yang miskin, KITA BISA BERDIRI DI HADAPAN ALLAH SEJAJAR, Karena SAMA RATA. Karena kita tahu yang terpenting ialah bukanlah apa yang kita lakukan, tetapi yang terpenting adalah apa yang Allah telah lakukan bagi kita.

Karena itu, Perjumpaan pribadi kita dengan Allah seharusnya terjadi sebelum pelayanan kita bagi Allah.

 

“Sukacita Terbesar Manusia; Ketika Ia Mengalami Perjumpaan Pribadi Dengan Yesus Tuhan.” -Eunike Elda Manating

 

Penulis: Frerianus Erwin

Leave a Reply