Renungan Matius 26: 17-29 (Memanusiakan Manusia). Salah seorang orangtua teman saya adalah pengusaha yang sukses. Saat berkunjung ke perusahaan beliau, saya sempat mengobrol dengan beberapa pekerjanya. Mereka ada yang sudah bekerja 20 tahun, 15 tahun, bahkan ada yang sudah mencapai 30 tahun. Karena penasaran, saya bertanya tentang rahasia beliau hingga para pekerjanya betah. Rahasia itu rupanya sangat sederhana, yaitu memanusiakan manusia. Menurutnya, ia dan para pekerjanya adalah sama-sama manusia yang mempunyai mimpi, kebutuhan, dan harga diri. Hal yang membedakan ia adalah pemilik usaha. Sedangkan mereka adalah pekerja yang saling membutuhkan. Kesadaran inilah yang membuat beliau tidak memandang pekerja sebagai bawahan melainkan sebagai kawan seperjuangan.
Memanusiakan Manusia
Disadari atau tidak, para pemimpin atau pemilik usaha yang menerapkan prinsip tersebut pasti usaha atau pekerjaannya diberkati. Rupanya, prinsip ini sudah dilakukan Yesus saat melayani bersama para murid-Nya. Hal ini terlihat ketika hari raya roti tak beragi atau Paskah. Dalam perjamuan makan itu, Yesus tidak menunjukkan diri-Nya minta diperlakukan istimewa padahal Dia adalah Guru sekaligus Pemimpin kedua belas murid. Yesus duduk bersama-sama dengan para murid (ay. 20), makanan yang Yesus makan juga para murid makan (ay. 26), dan minuman yang Yesus minum juga diminum para murid (ay. 27).
Hal ini mengajari kita 1) pemimpin yang baik pasti menganggap bawahannya sebagai aset berharga yang harus dipelihara dengan baik. Bukan sebaliknya, memperbudaknya demi memuaskan kepentingan pribadi atau golongannya. (2) Pemimpin yang baik pasti tahu cara menghargai dan memperlakukan orang-orang yang dipimpinnya. (ric)