Renungan Kristen Matius 12: 20-21. “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap”. Matius 12:20-21.
Untuk mengetahui efek pengharapan pada mahluk hidup, sekelompok peneliti kampus telah melakukan uji coba yang menarik. Mereka mengambil dua ekor tikus yang berukuran sama besar, dan meletakkan masing-masing tikus itu pada sebuah bejana besar berisi air. Tikus itu harus berenang dibejana untuk mempertahankan dirinya agar tidak tenggelam. Namun pada bejana pertama diberikan tutup yang rapat sehingga tidak ada cahaya sedikit pun yang dapat dilihat sang tikus, sementara bejana kedua diberikan lubang cahaya secukupnya. Ternyata tikus pada bejana pertama dalam waktu sekitar 15 menit telah menghentikan usahanya untuk berenang, para peneliti itu menyimpulkan tikus itu berhenti berusaha lagi karena tidak melihat adanya kemungkinan sama sekali untuk keluar dan menyelamatkan diri. Sebaliknya tikus pada bejana kedua didapati terus mencoba berenang, dan baru menghentikan usahanya setelah 2 hari. Cahaya di ujung bejana telah menimbulkan harapan sang tikus akan jalan, keluar, dan tikus itu tidak mau menyerah sampai akhirnya kehabisan tenanga sama sekali.
Selalu Ada Harapan
Kehidupan ini penuh dengan persoalan, yang kadang menerpa demikian berat dan seolah tak ada jalan keluar. Orang yang tidak melihat adanya harapan sama sekali untuk selamat biasanya akan segera depresi, bahkan memilih untuk bunuh diri saja. Namun orang yang tahu masih ada harapan untuk menang dalam pergumulannya, biasanya akan kuat dan tetap bersemangat.
Yesaya telah menubuatkan kedatangan Sang Mesias. Dia adalah Pribadi tempat bangsa-bangsa akan berharap. Mereka yang berletih lesu dan berbeban berat akan menemukan pengharapan baru. Buluh yang patah terkulai akan ditegakkan, dan sumbu yang pudar akan dikobarkan.
Yesus adalah Pribadi yang tepat untuk berharap. Kematian-Nya di kayu salib adalah momen dimana Sang Mesias masuk ke dalam kerajaan maut untuk memporak-porandakan iblis dan melumpuhkan kuasanya. Ya, sementara iblis mengira ia tengah menang dalam perarakan via dolorosa, bergembira dalam kenaifannya ketika menyiksa Sang Putera Allah – namun saat Tuhan Yesus mati di puncak penderitaanNya, iblis terbungkam. Tuhan Yesus tidak kalah. Kematian-Nya justru menjadi pintu kedatangan-Nya menyerang kerajaan maut untuk membebaskan para tawanan. Itulah inti dari kotbah Jumat Agung tahun ini. Dan di Minggu Paskah ini, jemaat diteguhkan bahwa kebangkitan Tuhan Yesus berarti kemenangan atas kuasa neraka. Jika Anda bangkit bersama Yesus, Anda punya pengharapan meraih kemenangan dalam peperangan kita melawan kuasa neraka.
Ingatlah, selalu ada harapan di hidupmu! Dan pengharapan itu tidak mengecewakan (Roma 5:5a), hiduplah dalam pengharapan. Pertama, pengharapan bahwa segala perkara dapat ditanggung bersama Dia yang telah menang. Teruslah berjuang tanpa pernah kehilangan semangat, karena tidak seperti tikus dalam percobaan kedua yang hanya punya harapan semu – Anda dan saya punya harapan yang teguh akan kemenangan di ujung perjalan kita (Ibrani 6:19, baca ayat 11-20).
Namun alasan yang lebih indah untuk kita hidup dalam pengharapan adalah karena kita akan menerima kemuliaan sorgawi setelah perjuangan kita di dunia ini purna (Efesus 1:18). Perjuangan kita di dunia ini tidaklah sebanding dengan kemuliaan yang akan didapat Kelak (Titus 2:13).
Selalu ada harapan, karena Yesus sudah memberikan janji kemenangan untuk Anda dan saya. Anda akan menang, pasti menang. Tetaplah bertahan dalam iman, teruslah berjuang dalam pengharapan hingga mahkota kemenangan kita kenakan. (Renungan Kristen: Selalu Ada Harapan – Pdt. David N. Purnomo)