Renungan Harian Yohanes 11: 35. Ayat hari ini adalah salah satu yang terpendek di seluruh Alkitab. Panjangnya hanya tiga kata. Namun, ketiga kata itu membungkus kebenaran yang luar biasa tentang Yesus. Ayat ini ditemukan dalam kisah kebangkitan Lazarus. Ketika saudara perempuan Lazarus, Maria, mendengar bahwa Yesus telah tiba di Betania, ia bergegas untuk menemui-Nya. Dengan air mata mengalir di pipinya, dia berteriak, “Tuhan, andai saja Kamu ada di sini, saudaraku tidak akan mati” (Yohanes 11:32).
Ketika Yesus melihat kesedihan Maria dan semua orang yang berduka di sekitarnya, dia merasakan “kemarahan yang dalam” dan “sangat terganggu” (Yohanes 11:33). Dia meminta orang banyak untuk membawa Dia ke kuburan Lazarus. Kemudian Yesus menangis.
APAKAH ARTINYA?
Mengapa Yesus menangis? Dan mengapa dia marah? Alkitab tidak memberi tahu kita dengan pasti. Yesus tahu bahwa Ia akan membangkitkan Lazarus, jadi kecil kemungkinannya bahwa air mata-Nya hanyalah air mata duka. Mungkin Yesus kesal dengan rasa sakit yang dialami Lazarus sebelum dia meninggal. Air mata Yesus kemungkinan besar datang dari dukacita yang tulus yang Dia rasakan ketika Dia melihat Maria dan Marta menanggung kenyataan
mengerikan dari dunia yang berdosa dan jatuh.
Mungkin amarahNya diarahkan pada setan, yang kebohongan dan pengkhianatannya di Taman Eden menghasilkan kedatangan dosa dan kematian dan kesedihan dan rasa sakit yang mereka hasilkan. Tidak satu pun dari hal-hal ini yang merupakan bagian dari ciptaan asli Tuhan dalam Kejadian 1. Yesus mengalami semua emosi ini pada hari itu karena Ia adalah Allah yang sepenuhnya dan manusia sepenuhnya (Kolose 2: 9). Dia merasakan semua yang kita alami – kegembiraan, kesedihan, kemarahan, frustrasi, dan kehilangan (semua tapi tanpa dosa).
Yesus meneteskan banyak air mata selama waktu-Nya di bumi. Dia menangisi kehancuran Yerusalem di masa depan (Lukas 19: 41-44) dan sering berdoa kepada Tuhan “dengan tangisan dan air mata” (Ibrani 5: 7, ESV). Intinya adalah, Yesus – Anak Allah yang kekal, Pencipta dan Penguasa alam semesta – sangat memperhatikan kita, Dia bukan Tuhan yang jauh. Dia dekat, dan Dia peduli. Dia sakit ketika kita terluka. Dia berempati dengan kelemahan dan penderitaan kita (Ibrani 4:15).
LALU APA YANG HARUS DILAKUKAN?
Ketika Anda bergumul atau merasa sedih, berserulah kepada Juruselamat, yang memahami kelemahan manusia. Dia akan mendengarkan dan membantu Anda!
baca juga: Renungan Anak Yohanes 12: 35-36 | Sang Terang Ada Padaku