Renungan Harian Yesaya 64: 1-9 | Masa Penantian. Bangsa Israel sangat menderita di negeri pembuangan. Mereka menantikan pertolongan Tuhan. Yesaya berharap bahwa Allah akan membela umat-Nya dengan cara yang dahsyat. Dia membayangkan Allah turun dari langit disertai dengan letusan gunung.
Akan tetapi kenyataan kadang sering tidak sejalan dengan harapan. Kita wajib percaya bahwa Allah mampu melakukan apa pun dengan kuasa-Nya. Namun kita tidak punya kuasa untuk mengatur-atur Tuhan. Yang bisa kita lakukan adalah menunggu. Kenyataannya tidak selalu seperti yang digembor-gemborkan para motivator bahwa setiap masalah selalu ada solusinya. Seringkali kita harus bersabar menunggu.
Masa Penantian
Menurut kalender gereja, menjelang hari Natal terdapat masa-masa adven. Ada empat minggu adven. Arti dari adven adalah menunggu. Secara kasat mata hal ini bisa dimaknai bahwa gereja menunggu datangnya hari Natal. Akan tetapi dalam tataran yang lebih luas, pada masa adven ini gereja-gereja sedang menghayati makna penantian kedatangan kembali Yesus Kristus. Dia akan datang kembali dengan kekuasaan yang menakjubkan.
Kita juga dapat memanfaatkan masa adven sebagai olah rohani supaya kita lebih bersabar dan tekun dalam menantikan sesuatu. Sebagaimana Yesaya, kita dapat berseru kepada Tuhan, “Sejak dahulu, tidak ada yang pernah mendengar atau menangkap dengan telinga, tidak ada mata yang telah melihat Allah selain Engkau, yang bertindak bagi mereka yang menanti-nantikan Dia.” (Yesaya 64: 4 AYT). Dalam hal ini, “kamu tidak kekurangan dalam suatu karuniapun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus.” (1 Korintus 1: 7) [Purnawan] (Renungan Harian Yesaya 64: 1-9 | Masa Penantian)
Baca juga: Khotbah Kristen Ratapan 3: 19-26 | Kasih yang Memberi Harapan