Renungan-Harian-Pengkhotbah-7-Rumit-Dan-Berbelit-Belit
Renungan-Harian-Pengkhotbah-7-Rumit-Dan-Berbelit-Belit

Renungan Harian Pengkhotbah 7 | Rumit Dan Berbelit-Belit

Renungan Harian Pengkhotbah 7 | Rumit Dan Berbelit-Belit. Mari saya ajak  kita “flash back” sebentar. Pada mulanya Allah menciptakan manusia serupa dan segambar dengan Allah. Dan Allah memandang manusia ciptaanNya itu “Sungguh Amat Baik”.  (Kejadian 1:31)

 

Pada waktu di taman Eden, manusia hidup taat pada Allah dan manusia dapat hidup berdampingan dengan Allah. Adam dan Hawa dapat berjalan-jalan bersama Tuhan ditaman Eden.  (Kejadian 3:8)

 

Namun karena mau dibujuk oleh Iblis melalui mulut ular, manusia lebih mendengar suara Iblis dari pada suara Allah. Pada saat yang sama,  Roh Allah yang ada pada manusia terdesak keluar karena ulah manusia itu sendiri. Manusia akibatnya kehilangan kemuliaan Allah. (Roma 3:23)

 

Sehingga Manusia tidak bisa lagi berjalan-jalan bersama Allah di taman Eden.

 

Fatal memang, manusia sudah diberikan semuanya di taman Eden, tapi karena melanggar perintah Allah, manusia justru makan buah dari pohon yang dilarang Tuhan. Akibatnya, Roh Tuhan tersingkir dari hati manusia Adam dan Hawa.

 

Manusia yang awalnya penurut Allah,  menjadi manusia pemberontak, yang berbuat baik menurut pemandangannya sendiri. (Amsal 16:2)

 

Manusia tidak lagi seperti yang Tuhan ciptakan di awal mulanya yaitu sederhana. (Pengkhotbah 7:20 :BIMK)

 

Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang sederhana. Sederhana menurut KBBI, berarti bersahaja, mudah, tidak berlebih-lebihan, tidak banyak pernak-pernik.  Demikian juga kalau manusia dicipta serupa dan segambar dengan Allah, maka gambar Allahpun juga sederhana.

 

Tuhan hanya meminta kita manusia percaya kepadaNya untuk melakukan sesuatu yang baik, hidup dalam kesetiaan, dan bergembira karena Dia. (Mazmur 37:4)

 

Jika kita melakukan semua itu, apa saja yang kita inginkan akan diberikan. Sayangnya kita sebagai manusia seringkali suka merumitkan segala sesuatu yang sebenarnya sederhana.

 

Ketika Tuhan memberi nasihat yang mudah dilakukan, kita justru bersikap berbelit-belit, kita merasa tidak puas. Jadi kita mempersulit sedikit, yang akhirnya malah membuat diri kita terjebak dalam dosa.

 

Saatnya sekarang kita “Back to Simple”. Tinggalkan “roh yang berbelit-belit”, tinggalkan “roh yang rumit.” Kalau ada yang sederhana, mengapa memilih yang berbelit-belit.

 

APLIKASI

  1. Kalau Anda disuruh memilih, akan memilih menjadi manusia yang sederhana atau manusia yang berbelit-belit?
  2. Sadarkah bahwa pilihan Anda akan menentukan masa depan Anda?

 

KOMITMEN PRIBADI

Aku sadar sekarang, kalau aku diciptakan Tuhan sebagai manusia yang sederhana.

 

DOA

Tuhan Yesus, ampuni kami kalau kami suka berbelit-belit meresponi kehendakMu. Pulihkan kami kembali sebagai manusia yang sederhana.

 

Ditulis oleh: Natanael Agus Pratono

Leave a Reply