Renungan Harian Mazmur 96: 1-9 | Kecaplah dan lihatlah. “Siapa nama putramu?” tanyaku kepada seorang ibu di sampingku saat kami menghias meja untuk pesta anak sekolah. Ia menjawab, dan kami berbincang ringan sejenak sebelum pembicaraan kamu beralih tentang Tuhan. Ketika ia berbicara, aku berpikir, aku ingin bisa berbicara lebih banyak tentang Tuhan sama bebasnya dengan dia, tetapi aku tidak bisa.
Kemudian ayat yang aku baca pagi itu terbesit di benakku. “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu.” Aku melihat deretan manisan di mja dan menyadari bahwa ketika aku menemukan resep hidangan penutup yang baru, aku menelepon seorang teman dan mengatakan, “Kamu harus mencobanya!” Karena aku telah mencicipinya dan mendapati rasanya lezat, aku ingin membagikannya. Seolah-olah Allah berbisik di telingaku, satu pertanyaan muncul di hatiku. Apakah kamu lebih cepat berbagi resep brownies daripada berbagi tentang Aku? Rasa bersalah mengisi hatiku karena aku tahu jawabannya. Yang sebenarnya adalah aku belum benar-benar merasakan Allah sampai menjadi sangat bersemangat.
Makin kita merasakan kebaikan Allah, makin kita mendambakan dan menjadi lebih bersemangat akan Allah. Ketika kita membaca Alkitab, bersekutu dengan Allah tiap hari, dan merasakan berkat-Nya, kita melihat betapa sungguh luar biasanya Allah. Sekali kita tahu akan kebaikan Allah, kita bisa berdoa memohon dorongan semangat untuk berani berbagi iman dengan orang lain. (Callie Daruk)
baca juga: Renungan Harian 1 Korintus 9: 1-27 | Sukses Macam Apa?