Renungan Harian Kisah Para Rasul 4: 12. Setelah kita mempelajari ayat di atas, sekarang waktunya untuk mengatasi salah satu masalah terbesar yang orang miliki terhadap Kekristenan. Pertanyaannya kira-kira seperti ini: “Apabila Kekristenan benar dan semua kepercayaan lain salah, artinya ada jutaan orang akan masuk neraka untuk menderita selamanya, dihukum dan mengalami keterpisahan dari Allah. Bagaimana mungkin Allah Pengasih membiarkan hal itu terjadi?”
Pertanyaan yang logis. Tetapi ini pertanyaan yang lebih baik: “Mengapa juga Allah memilih untuk menyelamatkan satu pun manusia?”
APAKAH ARTINYA?
Dengan mempertimbangkan setiap pengajaran Alkitab mengenai dosa, neraka, Yesus, dan keselamatan, penting bagi kita untuk memiliki perspektif yang benar. Allah adalah Pencipta Mahatahu, Mahakuasa dari seluruh jagat raya ini. Kita adalah ciptaan-Nya. Tanpa Dia, kita tidak mungkin ada. Allah tidak patuh pada manusia, justru kita yang harus dengar-dengaran pada-Nya. Seperti yang Roma 9: 20 katakan, “Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkan yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: ‘Mengapakah engkau membentuk aku demikian?’”
Allah tidak berhutang apapun pada kita. Ketika Ia menciptakan manusia, Dia memberikan kita kemampuan untuk memilih yang benar dan yang salah. Kita memilih untuk memberontak. Sah-sah saja apabila Allah memutuskan untuk memusnahkan seluruh manusia karena kejahatan kita kepada-Nya.
Dosa manusia, bagaimanapun, harus dihukum. Kalau tidak, Allah tidak dapat menjadi Allah yang kudus dan adil. Tetapi Allah tidak bersuka dalam penghukuman para pendosa. Seperti yang 2 Petrus 3: 9 katakan, “Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” Di sinilah Yesus turun tangan.
Pernyataan Kristen bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan harus dipandang sebagai sesuatu yang positif, bukan negatif. Tanpa Yesus, kita tidak memiliki sedikitpun harapan untuk selamat. Meskipun Allah memiliki hak untuk menghukum kita dalam kekekalan, Ia sebaliknya memutuskan untuk menawarkan keselamatan. Ini haruslah menjadi alasan untuk memuliakan Dia karena kemurahan hati dan anugerah-Nya.
Lagi-lagi, ini semua tergantung perspektif. Kita tidak berada di posisi di mana kita sanggup berbantah-bantahan dengan Allah, dan pengertian ini adalah langkah menuju keselamatan. Daripada kita mempertanyakan Tuhan karena keberadaan neraka, lebih baik kita memuji Allah karena surga dapat kita peroleh!
LALU APA YANG HARUS DILAKUKAN?
Fakta bahwa banyak orang menuju neraka tidak perlu membuat kita ragu untuk percaya pada Injil. Justru ini seharusnya memotivasi kita untuk menceritakan Yesus pada orang lain. Ceritakan tentang Tuhan Yesus kepada seseorang hari ini!
TAHUKAH ANDA?
Alkitab (khususnya Mazmur) memberikan banyak contoh orang-orang benar mempertanyakan Allah dan bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan sulit mengenai kehidupan. Tetapi ketika kita melakukannya, kita harus melakukannya dengan penuh hormat, bukan dengan arogan seolah-olah kita lebih tahu daripada Allah. Diperhitungkan kepada seluruh umat manusia (Roma 5: 18-19)