Renungan Harian Keluaran 14: 10-18 | Diam saja. Temanku ikut arung jeram bersama sebuah kelompok kecil, dan setelah melewati riam level IV, ia pun terlempar keluar dari perahu karet dan masuk ke dalam bagian pusaran air sungai dari bendungan yang berfungsi mengatur level dan arah arus sungai. Secara naluri alamiahnya, ia ingin melawan arus dan berusaha berenang sampai ke atas, tetapi sebelumnya ia telah diajari oleh instruktur arung jeramnya bahwa cara bertahan saat jatuh ke dalam bendungan adalah “diam saja”. Pada masa yang sangat menegangkan itu, ia ingat kata-kata instrukturnya; ia tetap diam, dan arus tersebut akhirnya memuntahkannya ke luar.
Hal ini mengingatkan pada kata-kata Musa kepada bangsa Israel setelah Allah menuntun mereka keluar dengan selamat ke seberang Laut Merah, “Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.” Terkadang, ketika aku mengalami situasi yang menegangkan dalam kehidupanku sendiri, aku merasa bahwa “diam saja” adalah hal tersulit di dunia. Ketika tentara Firaun sudah terlihat dalam jarak pandang dan orang Israel merasa bahwa hidup mereka akan segera berakhir, kata-kata Musa kepada mereka adalah, “Diam saja”. Ketika kita menghadapi tantangan hidup, dorongan hati kita sering kali adalah melawan balik atau mungkin menyerah. Namun, “diam saja” menunjukkan kepercayaan kita bahwa Allah lebih besar daripada tantangan kita dan bahkan ketika kita tidak yakin, Dia tetap setia kepada kita. (Adam Benson)
