Renungan Harian Anak Hakim-hakim 16: 23-30. Ada sebuah novel Spanyol berjudul “Don Quixote de La Mancha” (oleh Miguel de Cervantes). Salah satu tokohnya bernama Sancho Panza. Suatu saat, Sancho bertemu dengan sepasang bangsawan yang berniat memperoloknya dengan mengangkat Sancho Panza menjadi ‘gubernur’ di sebuah “insula’ yang sebenarnya sebuah dusun.
Ia diberi gelar Don sebab mereka berpikir: seorang petani miskin pastilah lucu ketika ia tidak menjadi dirinya sendiri, namun ternyata Sancho menolaknya. Sancho justru memilih untuk menjadi dirinya sendiri.
Bahkan Sancho justru mampu memecahkan soal-soal keadilan yang dihadapkan kepadanya. Mereka membujuk Sancho untuk menerima suap tetapi Sancho menolak, meskipun mereka mengatakan itu suatu kewajaran disana. “Tuhan mengerti aku…,” gumamnya dalam ketidakmengertiannya akan sikap orang di sekelilingnya. Ia yang diharapkan akan bertingkah lucu, justru berlaku luhur kepada tanggung jawab kepada Tuhannya.
Adik- adik,
– Apa kesamaan yang terjadi dalam kisah Simon dan Sancho?
– Apa perasaan Adik-adik seseorang mengolok-olok Adik-adik? Dari renungan hari ini, apa yang dapat Adik-adik pelajari saat seorang mengolok-olok kita?
Renungan Harian Anak Hakim-hakim 16: 23-30 | Kuat Meski Menjadi Bahan Ejekan
Baca juga: Renungan Harian Habakuk 3: 17-19 | Tuhan Sumber Kekuatanku