Renungan Harian 1 Korintus 10: 13 | Berkah atau Musibah? Betapa bahagianya seseorang ketika dinyatakan lolos seleksi, lalu diterima di perusahaan yang besar. Apalagi jika pekerjaan itu sudah sejak lama diimpikan. Sekalipun jabatan tidak terlalu mentereng atau gaji yang diharapkan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, tetapi mendapat pekerjaan bisa disebut suatu berkat. Namun sebaliknya, hal yang paling ditakuti setiap karyawan adalah ketika perusahaan mengalami masalah keuangan, bahkan pailit, sehingga terpaksa melakukan PHK massal. Hal itu bisa dianggap sebuah musibah besar!
Sebenarnya, sebuah peristiwa akan menjadi berkat atau musibah tergantung respons seseorang ketika mengalami dan menghadapinya. Umumnya, seseorang akan menyebut dirinya diberkati seiring dengan keinginan-keinginannya yang terpenuhi. Namun, jika tiba-tiba semua miliknya terambil dari padanya, hal itu akan dianggap sebagai musibah. Awalnya mungkin benar bahwa hal itu adalah musibah, tetapi jika ia tidak berlama-lama meratap dan segera bangkit, ada kesempatan untuk membuat musibah itu menjadi berkat. Alkitab menjelaskan kepada kita bagaimana berbagai pencobaan (musibah) yang kita alami, takkan pernah melampaui kekuatan kita. Selain itu, ada pula janji mengenal solusi dan kekuatan kita. Selain itu, ada pula janji mengenai solusi dan kekuatan dari-Nya, sehingga kita dapat menanggung dan menang atasnya.
Fakta hidup membuktikan bahwa tidak sedikit orang justru mengalami kondisi yang lebih baik setelah mereka mengalami musibah. Mereka bisa menjaga optimisme karena meyakini adanya tangan Tuhan yang setia dan tidak pernah membiatkannya jatuh sampai tergeletak. Orang-orang yang tetap menjaga semangain hidupnya niscaya akan tetap mampu melihat penyertaan Tuhan sehingga ia mampu melewati ujian itu sebagai pemenang. (sam)
baca juga: Renungan Harian Yeremia 31: 15-25 | Menghadapi Trauma