Renungan-Daniel-6-5-28-Doa-Kesaksian-hidupku
Renungan-Daniel-6-5-28-Doa-Kesaksian-hidupku

Renungan Daniel 6:5-28 | Doa: Kesaksian hidupku

Renungan Daniel 6:5-28 | Doa: Kesaksian hidupku. Sebuah film drama Kristen dari Amerika Serikat menceritakan kisah seorang nenek tua yang memiliki sebuah ruangan didalam rumahnya yang ia sebut “War Room”, yang artinya ruang perang.

Mengapa dia menyebutkan sebagai ruang perang? Hidup ditengah dunia yang sudah berdosa, setiap hari manusia akan mengalami peperangan rohani, banyak pencobaan ataupun godaan untuk melakukan dosa dan untuk itu diperlukan perlengkapan dan senjata untuk melawan semua godaan dosa. Nenek tua itu memiliki perlengkapan dan senjatanya, yaitu Firman Tuhan dan Doa.

DANIEL 6:5-28:

Daniel hidup ditengah-tengah istana Babel sebagai orang buangan tapi menjalani hidup yang tidak sembarangan. Ia seorang yang setia menjalankan ibadahnya kepada Tuhan bahkan sekalipun mengancam jiwanya.

Hidup sebagai orang buangan maka harus mengikuti dan menaati seluruh aturan-aturan dalam istana. Namun, Daniel menunjukkan integritasnya dan menahan dirinya untuk tidak menajiskan dirinya dari makanan dan anggur yang biasa diminum raja.

Kehidupan Daniel yang taat pada Tuhan semakin dikenal oleh seluruh orang yang hidup di istana, kehidupannya yang takut akan Tuhan terefleksi dalam pekerjaannya, dia bekerja dengan jujur dan tidak ada satupun kesalahan yang ditemukan dalam dirinya.
Hal tersebut semakin membuat para petinggi istana bahkan raja memberikan dia kepercayaan dan kedudukan yang tidak sembarangan.

Suatu hari, pada zaman pemerintahan Darius. Ada beberapa petinggi istana yang sangat menginginkan Daniel untuk jatuh dari kedudukannya bahkan menginginkan kematiannya.

Lalu mereka merencanakan dan mendesak Raja Darius untuk mengeluarkan sebuah peraturan yang menyatakan “bahwa dalam 30 hari tidak ada yang boleh menyampaikan permohonan kepada dewa lain atau manusia kecuali kepada Raja, dan siapa yang melanggarnya akan dicampakkan kedalam gua singa.”

Mereka tahu kelemahan Daniel bahwa Daniel tidak mungkin dapat menjalankan peraturan tersebut karena hidupnya selalu diisi dengan Doa kepada Allah. Dengan rasa sedih hati, Raja Darius harus melemparkan Daniel kedalam Gua singa. Tetapi ada pesan yang disampaikan oleh Darius kepada Daniel yang sangat powerful “Allah mu yang kamu sembah dengan Tekun, kiranya Dia yang menolong mu”.

Pada akhirnya, keesokan harinya tidak ada satupun singa yang menerkam Daniel dan ia keluar tanpa ada luka sedikitpun. Ketekunan Daniel kepada Allah, ketekunan daniel didalam doa, membawa seluruh istana mengenal Allah daniel yang hidup dan berkuasa. Mereka takut dan gentar.

Kehidupan sebagai orang kristen seharusnya berdoa menjadi kesaksian yang hidup dalam diri kita. Kesaksian tidak selalu harus dimulai dengan perbuatan-perbuatan yang besar. Mulai dari Doa — senjata yang tidak terlihat namun besar kuasanya. Orang-orang yang jaraknya jauh mungkin tidak dapat kita jangkau dengan cepat, tapi dengan doa — kedua tangan yang terlipat dapt menjangkau orang yang jauh, saudara yang jauh, bahkan dapat menjangkau orang yang membenci kita sekalipun.

Tidak ada alasan lagi, kita tidak dapat mampu bersaksi dan melayani karna tidak ada harta atau dana, tidak ada waktu, atau tidak ada rekan ataupun teman. Mari kita mengikuti teladan dari seorang Daniel, berdoa, berlutut kepada Allah. Mari mulai layani keluarga, teman, gereja dengan doa.

 

Penulis: Ev. Purnama Reinata Simanjuntak, S.Th

Leave a Reply