Renungan Anak Ibrani 10: 25 | Butuh Sinar Matahari. Hari itu murid-murid kelas 3 mendapat tugas praktikum Ipa untuk menanam biji-biji kacang hijau pada gelas plastik. Sebagai pengganti tanah, Ibu Nina meminta supaya mereka menggunakan kapas. Karena Lusi anak yang rajin, sore harinya ia langsung mengerjakan tugasnya. Lusi mengambil 3 gelas plastik kosong, menaruh kapas di dalamnya, menetesi kapas itu dengan air, lali meletakkan beberapa biji kacang hijau di atasnya. Setelah selesai, Lusi meletakkan ketiga gelas plastik tanamannya itu di sudut tempat tidur. “Biar aman dari tikus-tikus!” katanya.
Beberapa hari kemudian, biji-biji kacang hijau itu pun bertumbuh. Makin hari, tanaman Lusi makin besar dan tinggi. Tapi yang membuatnya heran, daun tanaman itu berwarna kuning, bukan hijau seperti tanaman pada umumnya. “Kak, kok daun-daun ini warnanya nggak hijau ya?” tanya Lusi ke Rita, kakaknya. “Hmmm…, kamu pasti nggak taruh tanaman itu di bawah sinar matahari!” tebak Rita. “Oh iyaa, jadi itu sebabnya?” Lusi bertanya lagi. “Iya dong, Lus! Tahu nggak, sinar matahari itu penting banget loh buat tanaman! Kalo nggak ada sinar matahari, mereka nggak bisa berfotosintesis alias ‘memasak’ makanannya,” Kak Rita menjelaskan.
Jagoan Kristus, seperti tanaman membutuhkan sinar matahari untuk bertumbuh subur, demikian kita pun membutuhkan doa dan firman Tuhan supaya kehidupan kerohanian kita menjadi kuat. Jadi, jangan jemu-jemu berdoa dan membaca Alkitab ya! Sudah baca Alkitab hari ini? (Renungan Anak Ibrani 10: 25 | Butuh Sinar Matahari)