Renungan Lukas 4: 1-13 (Melanggar Larangan). Pengantar Satanisme, terbitan Gereja Setan (GS), yang didirikan Anton Szandor LaVey, menyatakan bahwa para Satanis adalah Ateis. Satanisme terdiri dari Teistik (setan sebagai dewa) dan Ateistik (setan sebagai simbol tetapi sebenarnya menyembah diri sendiri). Mereka tidak mengingkari eksistensi setan dan Tuhan karena mereka adalah kaum materialis (hanya mempercayai keberadaan benda belaka). Bagi mereka, setan hanyalah simbol yang memusuhi agama dan mengungkapkan kekerasan hati para pengikutnya.
Melanggar Larangan
Jika Satanisme ateistik memusuhi agama, Yesus pun disuruh Iblis supaya menjatuhkan diri dari Bait Allah. Jika ditarik mundur, Iblis pernah menjatuhkan Adam. Sejak itu, kekudusan berubah menjadi kecemaran. Dulu Adam gagal. Sekarang Yesus lulus. Kalau Yesus menjatuhkan diri, kemanusiaan-Nya dan Bait Allah menjadi najis.
Jika percobaan ini ditempatkan di bagian akhir, sepertinya Lukas sengaja menempatkan karena dua percobaan sebelumnya tdak menyentuh eksistensi-Nya. Ia memandang Yesus sebagai manusia karena Dia Anak Adam (Luk, 3: 38). Kesengajaan ini dapat dilihat ketika Iblis menjatuhkan Adam, kesuksesan dulu diulangi lagi. Sekarang lawan yang dihadapi tidak seenteng dulu. Kemudian, dari ayat “ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik”, tampaknya ia akan mengulangi lagi pada masa mendatang. Barangkali, ketika Iblis merasuki Yudas untuk mengkhianati-Nya (Luk, 22: 3-6). Andaikan, saat itu Yesus mengikuti perintah Iblis, darah yesus, yang sudah najis, tidak berkhiaat menebus dosa manusia pasca kejatuhan Adam.
Jadi, setiap larangan-Nya jangan dilanggar. Karena di situ ada larangan-Nya, di situ pula Iblis hadir untuk memperdaya kita. (abr)