Renungan Harian 1 Korintus 6: 10 (Kikir/Pelit) Ada kisah tentang seseorang. Saya pernah memiliki teman yang pelitnya luar biasa. Selama beberapa bulan kenal dengannya, aku dibuat heran, takjub, sekaligus tidak percaya dengan tindakannya. Temanku (si A), tidak pernah sekalipun mentraktir temannya. Saat teman-temannya patungan untuk masak-masak, ia tak mau iuran dengan alasan bokek. Ia pun jarang mandi dengan alasan hemat air. Urusan pulsa pun ia hanya mau sms. Itu pun jarang-jarang, dan selalu berharap orang lain yang meneleponnya. Karena aksinya ini, uangnya memang banyak. Namun ia dijauhi teman-temannya, termasuk saya, karena tidak nyaman berteman dengan orang kikir.

Kikir/Pelit

Firman Tuhan jelas berkata bahwa orang yang kikir adalah oran yang tidak mengerti kebenaran. Hidupnya tidak bijaksana. Hidupnya sudah dicemari egoisme. Uangnya hanya ditujukan untuk kepentingan diri sendiri. Bahkan Alkitab menyejajarkan kikir dengan pencuri, pemabuk, pemfitnah dan penipu. Orang yang kikir pasti tidak akan bisa hidup dalam kebersamaan karena hidup dalam kebersamaan harus rela mengeluarkan uang untuk menolong sesame yang kekurangan sehingga hidupnya tetap lestari atau terpelihara. Orang yang kikir tidak akan pernah bisa mengasihi sesamanya sebagaimana Tuhan mengasihi manusia. Ia akan lebih mengasihi mammon daripada Tuhan.

Bagaimana dengan Anda? Apakah masuk dalam kategori kikir atau sebaliknya. Kalau kita kikir, kita tidak akan mungkin melaksanakan kewajiban kita sebagai anak Tuhan. Misalnya persepuluhan dan persembahan, atau hal lainnya yang terkait dengan uang. Oleh karena itu, berhentilah kikir, galakkan murah hati. (thf)