Renungan Amsal 18: 24 (Teman-teman Palsu). Si Penjilat selalu sibuk mencari kesalahan-kesalahan menjatuhkan rekan kerja yang dianggap saingan. Sifatnya selalu mencoba menonjolkan diri secara terang-terangan. Semuanya dilakukan karena merasa lemah, tidak memiliki kemampuan lebih dibanding kita. Cara menghadapi situasi seperti ini. (1) Pastikan kita tetap memiliki sudut pandang dan sikap hati yang bersih supaya kita tetap pada rule persaingan sehat. (2) Ubah ‘rencana jahat’ dari para pesaing menjadi ‘energi penggerak’ alias mencoba menyikapi niat jahat pesaing dengan respons positif. (3) Tetap tunjukkan etika kerja dan etika bergaul dengan pemimpin dan rekan kerja secara positif sambil terus mengembangkan kemampuan kita dan tunjukkan progresifitas kerja kita.
Teman-teman Palsu
Selama masih di dunia ini, di mana pun tempat kerja pasti ada rekan-rekan yang bisa ‘membahayakan’ kita. Alkitab juga berkata mengenai hal ini, meskipun dengan istilah yang lain. Dalam dunia ini ada saja orang yang sepertinya bisa kita anggap sebagai teman, tetapi sebetulnya mereka sedang mendatangkan kecelakaan atau keburukan bagi diri sendiri. Memang mereka tidak akan menjatuhkan kita dari atas gedung, menculik kita, dsb. Namun dengan memanfaatkan sesuatu yang kita miliki, entahkah itu ketulusan, keluguan atau kebaikan kita dalam bergaul, mereka sedang melakukan hal itu.
Nah, supaya kita tidak terjebak dalam pertemanan yang tidak sehat ini, lakukan tiga langkah berikut. (1) Mintalah hikmat Allah supaya kita selalu diberi kepekaan terhadap teman-teman semacam itu. (2) Pelajari dan pahami rekan-rekan kita, baik sifat maupun kebiasannya. (3) Jangan ceritakan hal-hal pribadi kepadanya, karena itu akan menjadi “peluru” untuk menjatuhkan kita. Dengan melakukan ketiga hal ini, kita akan aman.