Renungan Harian Keluaran 1: 1-22 (Cemburu Itu Merusak). Secara etimologis, konflik berasal dari bahasa Latin, “con” (bersama) dan “fligere” (benturan, tabrakan) sehingga konflik berarti benturan kepentingan, keinginan, pendapat, yang melibatkan 2 pihak atau lebih. Kemudian, kecemburuan sosial adalah salah satu faktor pencetus konflik. Banyak hal yang melatarbelakanginya. Misal, ketika temannya bersekolah dengan menggunakan mobil pribadi, ia berjalan kaki. Ketika tetangga mengalami musibah, ia jalan-jalan sambil menghambur-hamburkan uang. Perbedaan-perbedaan ini sering menjadi alasan untuk cemburu sehingga berujung konflik.
Cemburu Itu Merusak
Jika dipahami pengertian dan bacaan di atas, sangat jelas kalau Firaun cemburu kepada orang Israel. Semula karena Yusup, Yakub (Israel) dan 70 anggota keluarganya pindah ke Mesir. Lambat laun jumlah mereka berkembang sangat banyak. Karena faktor ini, Firaun cemburu dan berkata, “Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita”. Dengan kecemburuan itu, secara sistematis, ia memperbudak Israel. Meski demikian, hingga saat itu, konflik tidak terjadi karena Israel belum melawan. Dengan perbudakan itu, 2 aspek yang dilakukan Firaun adalah 1) dengan kejam memaksa orang Israel bekerja untuk mendirikan kota Pitom dan Raamses sehingga memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat seperti mengerjakan tanah liat, batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, 2) menekan angka kelahiran dengan cara bayi-bayi laki-laki harus dibunuh tetapi karena gagal bayi-bayi itu harus dibuang ke sungai Mesir.
Karena itu, jika saudara atau rekan kita lebih maju dan berhasil dalam usaha dan pekerjaan, janganlah kita cemburu sehingga melukai perasaan mereka. Namun, belajarlah dari kesuksesan mereka. (abr)