Renungan Harian Yohanes 2: 1-11 (Saran Terbaik) Kita bisa membayangkan kondisi dan situasi dalam hajatan, yang belum usai tetapi makanan atau minuman untuk para tamu dan undangan sudah tidak mencukupi, kalau tidak boleh dikatakan habis.

Gambaran kondisi dan situasi seperti itu ada dalam Alkitab. Alkisah, saat itu hari ketiga anggur pada acara pesta pernikahan sudah habis padahal pesta belum selesai. Maria tahu apa yang tengah tejadi, tetapi tidak punya daya atau sumber untuk menutup kekurangan itu. Ketika ia memberitahukan hal itu kepada Yesus, tampaknya Dia tidak campur tangan karena belum waktu yang tepat bagi Anak Allah untuk menyatakan kuasa-Nya. Akan tetapi, Maria menyuruh para pelayan minuman, “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” Hasilnya, mukjizat pertama dalam pelayanan Yesus terucap lewat bibir pemimpin pesta dan terekam dalam hati para murid-Nya. Instruksi Maria kepada para pelayan terbukti menjadi saran terbaik saat itu.

Saran Terbaik

Mengapa? Sebab ia menyerahkan keprihatinannya kepada sang penguasa segala hikmat. “Apa yang dikatakan kepadamu, perbuatlah itu!” Apakah “anggur” kehidupan kita sudah habis atau rekening bank kita kosong, apakah kesabaran atau pengampunan kita sirna, yakinlah bahwa Allah segala hikmat punya jawaban. Jadi, ketika kita bergumul dengan dilema, atau ketika seseorang datang kepada kita dengan masalah di luar kemampuan kita, jangan kita berjuang sendiri. Kita punya Allah dan tidak ada masalah yang melebihi hikmat-Nya. Hikmat-Nya melebihi saran terbaik Maria.

Jadi, apa pun masalah dan pergumulan yang sedang kita hadapi, bahkan masalah yang bisa mempermalukan kita di depan umum, kita memintanya dari Allah untuk membereskannya. (sur)