Renungan Lukas 4: 1-13 (Percobaan Tiada Henti). Berbicara tentang pencobaan, Martin Luther pernah berkata, “Aku tidak dapat mencegah burung terbang di atas kepalaku, tetapi aku dapat mencegahnya supaya tidak bersarang di kepalaku”. Luther menggambarkan bahwa pencobaan itu selalu di sekitar kita. Namun, kita bisa mencegahnya dengan berjaga-jaga dan tidak membiarkan pencobaan menguasai kita.
Percobaan Tiada Henti
Dari zaman Yesus hingga Luther, Iblis tidak lelah mencobai. Pencobaan di gurun terbagi tiga bagian. Pertama, sejak awal puasa, for forty days (lihat ayat) Dia sudah dicobai. Selama 39 hari pencobaan tidak dijelaskan. Kedua, pada akhir puasa, “when they were completed” (lihat ayat). Pada hari ke-40 pencobaan dijelaskan. Sejak awal puasa hingga pencobaan pertama, Yesus dicobai di padang gurun. Pencobaan-pencobaan berikutnya tidak di padang gurun tetapi di tempat tinggi dan di Bait Allah, Yerusalem. Ketiga, setelah gagal mencobai, ia menunggu Until a more opportune time (sampai waktu yang lebih tepat; NET Bible)”. Artinya, meski gagal saat itu, ia tidak berhenti mencobai-Nya hingga tujuannya berhasil. Selama itu, Yesus banyak mengutip ayat.
Jadi, seperti Iblis yang gigih menjatuhkan Yesus, seharusnya kita juga gigih mengejar keinginan kita tetapi harus positif. Seperti Yesus yang selalu mengutip ayat saat dicobai, milikilah ayar hafalan atau ayat emas sehingga jalan hidup Anda senantiasa diterangi firman-Nya. Karena itu, perbanyaklah ayat hafalan. Begitu juga ketika mengawali puasa Yesus sudah dipenuhi Roh Kudus, banyaklah berdoa suapaya Roh Kudus memenuhi Anda sehingga tidak mudah jatuh dalam pencobaan. Terus, tetaplah bertahan dalam kebenaran meski pencobaan gencar menggoda Anda. (abr)