Renungan 12 Agst 2022: Amsal 12: 24 (Malas dan Rajin)

Renungan Harian Amsal 12: 24 (Malas dan Rajin). Max Weber berpendapat bahwa agama merupakan salah satu cara untuk mengembangkan ekonomi. Dalam buku Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme, maksud Protestan di sini adalah Calvinisme, bukan Lutheranisme. Calvin mengharuskan umatnya rajin, kerja keras, hemat, dan asketisme (hidup sederhana, rajin ibadah). Ia melarang kemewahan pribadi, apalagi foya-foya supaya umatnya menjadikan dunia sebagai theatron gloria Dei (panggung kemuliaan Allah).

Malas dan Rajin

Seperti etos kerja Calvinisme, sebelumnya Salomo juga sudah mengajarkan dengan perbandingan perajin dan pemalas plus sebab-akibat, dari tulisan yang di-bold italic. Misal, “Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya” (Ams. 10:4). “Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga” (Ams. 12: 27). “Hati si pemalas penuh keinginan (berangan-angan), tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan” (Ams. 13: 4).

Dengan perbandingan ayat-ayat itu, relasinya adalah manusia-benda. Namun, ayat bacaan kita merupakan posisi puncak dari orang kaya karena “memegang kekuasaan”. Relasinya adalah orang-orang. Supaya jelas, perhatikan “akan memerintah-membayar bunga” (TL), menguasai para pekerja lainnya-bekerja seperti hamba” (VMD), “akan memerintah-terpaksa tunduk kepada perintah” (KSKK). Kesimpulannya, orang yang rajin pada akhirnya akan berlimpah harta dan mempunyai kekuatan untuk memerintah orang.

Karena arti “rajin” adalah suka bekerja (belajar dsb) (KBBI), kita harus mempertajam kepandaian dan keterampilan yang ditekuni sehingga menjadi ahli (mahir, paham suatu ilmu atau kepandaian (KBBI). Inilah kata kunci supaya berlimpah harta dan mempunyai kekuatan untuk memerintah orang. Namun, Calvinisme di atas juga jangan diabaikan. (ia)

 

Leave a Reply