Minggu-Prapaskah-V-Menilik-Hati-Meneguhkan-Relasi
Minggu Prapaskah V: Menilik Hati, Meneguhkan Relasi

Minggu Prapaskah V: Menilik Hati, Meneguhkan Relasi. Ketika Anda berjalan-jalan di taman, Anda harus mewaspadai adanya kotoran anjing di sana, karena anjing bisa saja membuang kotorannya tanpa risih dan membiarkannya tergeletak di sana. Sementara itu Anda tidak akan menemukan kotoran kucing, karena biasanya kucing menggali tanah atau pasir untuk membuang kotorannya, dan ia akan menutupnya kembali setelah itu. Sepintas lalu kita akan melihat bahwa kucing lebih bersih daripada anjing.

Ketika berada di rumah, kucing selalu bergelendotan manja dengan sang pemilik, bahkan ia ingin dipangku oleh pemiliknya. Sedangkan anjing sekalipun dekat dengan sang pemilik, ia lebih banyak merebahkan diri di lantai dekat sang pemilik. Anjing akan cepat bereaksi ketika ada orang asing datang ke rumah pemilik tersebut, ia selalu bersiap membela sang pemilik sampai titik darah terakhir.

Sementara kucing tidak akan berlaku seperti anjing dalam membela pemiliknya. Dalam sejarah, anjing dikenal sebagai binatang yang setia, tulus dan tahu membalas budi. Itulah sebabnya di Jepang ada patung Hachiko, seekor anjing yang setia menunggu majikannya sampai akhir hayatnya di Stasiun Shibuya, Tokyo.

Tanpa bermaksud menganalogikan kondisi tersebut, enam hari sebelum Paska, Yesus hadir dalam perjamuan syukur di rumah Lazarus yang baru saja dibangkitkan dari kematiannya dan Marta melayani Yesus dan para murid. Tiba-tiba Maria mengambil setengah kati (setengan liter) minyak narwastu yang mahal harganya, lalu meminyaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya. Bau semerbak minyak narwastu segera memenuhi ruangan itu dan ruangan yang tadinya penuh dengan perbincangan kini semua tatapan mata tertuju kepada sosok Maria saja, termasuk Yudas Iskariot juga memerhatikan Maria.

Yudas menyayangkan tindakan Maria yang dianggapnya menghamburkan uang senilai 300 dinar atau setahun upah seorang pekerja, hanya untuk membeli minyak narwastu, padahal uang sebesar itu bisa dibagikan kepada orang miskin. Yudas sepertinya sangat peduli dengan nasib rakyat miskin. Tapi Alkitab menjelaskan: “Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang ada dalam kas yang dipegangnya” (Yoh. 12:6). Hati Yudas sudah terikat pada uang, mungkin ia biasa mengambil kesempatan dalam kesempitan. Pada awalnya, ia menguasai uang; kemudian, uang menguasai hatinya. Awalnya, ia mencuri uang; kemudian uang mencuri hatinya. Akhirnya, ia jadikan Yesus sebagai alat untuk memperkaya dirinya sendiri.

Minggu Prapaskah V: Menilik Hati, Meneguhkan Relasi

Sementara Maria datang kepada Yesus dengan segala ketulusan hati, ia tahu membalas budi, ia tidak berhitung soal uang dengan Yesus yang sudah menyelamatkan hidup Lazarus saudaranya. Dengan bersujud ia mempersembahkan minyak yang mahal tanpa merasa rugi. Karena bagi Maria, Yesus adalah segala-galanya dalam hidupnya. Maria adalah sosok yang tulus menyembah dan mengasihi Yesus sedalam-dalamnya dan perbuatan yang dilakukannya adalah sebuah tindakan cinta kasih yang tulus dan ikhlas menjelang Yesus menjalani masa sengsara-Nya. Dalam minggu Prapaska V ini, kita diingatkan untuk meneladani sikap Maria yang tidak mempersoalkan untung-rugi ketika melayani Tuhan dan jemaat-Nya. Marilah kita dengan tulus hati mempersembahkan diri kita dengan segala keberadaannya untuk kemuliaan Tuhan kita. (iks – Minggu Prapaskah V: Menilik Hati, Meneguhkan Relasi)

Baca Juga Artikel Lainnya....