Minggu Prapaskah III: Berbuah di dalam Anugerah. Pernahkah anda memerhatikan pola hidup ular dan ulat? Untuk dapat memperpanjang hidupnya, seekor ular harus berganti kulit dengan cara berpuasa, tidak makan beberapa lamanya sampai ada saatnya ia keluar dengan kulit yang baru dan kulit lamanya ia tinggalkan. Namun selain kulitnya yang sudah berganti, rupa ular tetaplah sama, makanannya tetap sama, kelakuannya juga tetap sama, dan namanya tetap sama yaitu: ular, baik sebelum maupun sesudah ia berpuasa.
Coba anda perhatikan seekor ulat, hewan kecil yang menjijikan dengan bulu-bulu di sekujur tubuhnya, ia merayap di antara daun dan ranting pohon dan melahapnya dengan rakus. Namun pada suatu saat jalannya semakin melambat dan akhirnya berhenti, selera makannya menjadi berkurang dan akhirnya ia tidak makan sama sekali selain menggantung pada sebuah dahan pohon. Ia melakukan puasa dan ada selaput yang menyelimuti seluruh tubuhnya sampai suatu ketika selaput itu mulai terkoyak dan dari dalamnya keluar seekor hewan kecil yang bersayap yang dihiasi dengan bermacam warna yang indah.
Inilah akhir puasa seekor ulat dan kita melihat hal-hal yang berbeda dengan sebelumnya, antara lain: nama ulat menjadi kupu-kupu usai berpuasa; cara bergerak dari merayap menjadi terbang; makanannya dari daun-daunan menjadi madu; rupa yang menjijjikkan menjadi indah dan memesona. Dan yang terutama adalah dari seekor serangga perusak menjadi penolong bagi kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan dengan memindahkan benang sari dari satu bunga ke bunga yang lain sehingga terjadi pembuahan.
Minggu Prapaskah III: Berbuah di dalam Anugerah
Hari ini kita berada pada minggu Prapaskah III, masa Prapaska ditandai dengan pertobatan, berpuasa dan berpantang. Menurut kitab nabi Yesaya, “Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecahmecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tidak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri (Yes. 58:6-7).
Berpuasa bukan sekedar tidak makan dan minum saja, melainkan berbelas kasih kepada sesama dan tidak melakukan perbuatan yang merugikan orang lain, menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal untuk kenikmatan diri sendiri, melainkan mengutamakan kepedulian dan kesediaan berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan.Janganlah mengikuti pola hidup ular yang hanya berganti kulit sementara yang lain tetap tidak berubah dan tidak berguna bagi makhluk lain, tetapi ikutilah pola hidup ulat yang berubah dari semula menjijikkan dan merusak tanaman menjadi sosok kupu-kupu yang indah memesona, tidak lagi merusak tanaman, bahkan beterbangan di antara bunga-bunga untuk membagikan benang sari guna membantu kelangsungan hidup tanaman tersebut. Soli Deo Gloria! (iks – Minggu Prapaskah III: Berbuah di dalam Anugerah )