Khotbah Kristen Yohanes 17:13-19. Kita tahu bahwa kalau kita sudah lama ke gereja, datang beribadah, membaca firman, maka kita pasti setuju jika memberitakan firman merupakan kebuTuhan mendesak di akhir jaman ini. Tetapi pertanyaan selanjutnya adalah, berapa banyak dari kita yang masih rajin melakukan pekabaran injil?
Timothy Keller berkata bahwa dosa gereja modern adalah kita secara pribadi tidak lagi aktif melakukan pekabaran injil kepada orang lain. Kita sudah menganggap musik yang bagus, pembicara yang terkenal dan acara yang menarik adalah alat satu-satunya untuk pertumbuhan gereja.
Saya khawatir bahwa perkataan Timothy Keller menjadi kenyataan sekarang ini, kita hanya mengAndalkan gereja untuk membuat acara penjangkauan jiwa, namun kita lupa bahwa tugas memberitakan injil adalah tugas Anda dan saya.
Di dalam kitab Kisah Para Rasul 20:24, Rasul Paulus memiliki semangat yang membara untuk mengabarkan injil kepada banyak orang, juga seperti nabi Yeremia ketika memberitakan firman Tuhan seperti memiliki api yang menyala2 yang tidak dapat ditahan (Yeremia20:9).
Saudara, jangan sampai kita terlalu nyaman untuk tidak memberitakan injil, saya ingin kita fokus pada diri kita sendiri. Kita sebagai agen yang diutus untuk memberitakan injil.
Ada dua hal yang diperlukan untuk melakukan pekabaran injil yang efektif:
1. Apa yang harus kita miliki sebelum kita melakukan penginjilan?
syarat dalam melakukan penginjilan sudah pasti kita harus memahami injil kristus terlebih dahulu, bagaimana mungkin seorang sales menawarkan barang tapi tidak tahu barang yang dia jual. Kita harus mencintai orang berdosa. Kita harus tahu teknik-teknik penginjilan bagaimana melakukan penginjilan dengan menyentuh hatinya, bukan memojokan.
Tetapi, ada satu hal yang mendasar yang harus kita miliki untuk melakukan pekabaran injil, yang telah disebutkan diatas itu memang penting, tetapi jika tidak ada hal ini maka engkau tidak akan punya kuasa akan penginjilan.
Apa itu? Ayat 17-19 berkata “kuduskanlah … sama seperti Engkau telah mengutus Aku … “. Ayat ini sepertinya tidak ada kaitannya. Tetapi sesungguhnya Yesus sedang mengatakan sesuatu yang penting, yaitu bila engkau diutus untuk menjadi pekabar Injil maka engkau harus kudus terlebih dahulu.
Inikah hal penting yang harus dimiliki sebelum melakukan penginjilan yaitu hidup yang kudus. Kudus dalam perilaku, perkataan dan karakter. Jangan sampai apa yang kita sampaikan kita bertolak belakang dengan injil yang kita kabarkan, yang mereka lihat adalah kemunafikan akan diri sendiri, ada ke-tidak-sinkron-an antara ucapan dengan kelakuan.
Namun, kekudusan itu bukan berarti kesempurnaan, tetapi kekudusan berbicara mengenai konsistensi apakah kita menjadi lebih baik dalam karakter kita khususnya ketika kita dibandingan dengan kebanyakan orang.
Jemaat mula-mula tidak pernah belajar theologia, tidak pernah mengadakan KKR dengan acara yang meriah dan megah, tetapi mereka dapet memberitakan injil dengan kesaksian hidupnya, mereka tidak mengutuk tetapi mendoakan orang yang jahat kepada mereka, bahkan mereka menjual hartanya dan membagi-bagikan kepada yang membutuhkan. Kekudusan hidup akan memudahkan pengabaran injil.
2. Apa yang akan kita peroleh setelah kita menginjili?
Pasal 17 ini berbicara tentang misi Yesus di dalam dunia ini, yaitu Yesus ditugaskan untuk mengenalkan siapa Bapa kepada dunia ini dan Yesus diutus untuk menanggung hukuman dosa diatas kayu salib. Apa yang Yesus terima setelah menjalani misi ini? Ibrani 12:2 dengan gambang mengatakan bahwa Yesus rela memikul salib demi sukacita yang telah disediakan bagi Dia.
Buah dari penginjilan adalah sukacita. Anda akan mengalami sukacita yang penuh didalam dirimu. Orang kristen yang penuh sukacita adalah orang kristen yang setia dalam pengabaran injil.
Yesus mengutus engkau dan saya menjadi saksi-saksinya untuk memberitakan injil kepada orang-orang yang belum percaya. Engkau dan saya adalah agennya Allah untuk memberitakan Injil, agent of mision. [GKBJ – Ev. Jimmy Setiawan]