Khotbah Kristen 2 Raja-Raja 4:42-44. Dari Nats Alkitab yang kita baca tadi, Coba bayangkan mereka cuma punya 20 roti. Ada seorang pelayan memberikan kepada abdi Allah, lalu hamba Tuhan itu berkata: ‘Kasih makan untuk 100 orang ini’. Bagaimana 20 roti bisa memberi makan 100 orang? Bisa pun, setiap orang cuma dapat secuil saja. 20 banding 100 itu 1 per 5. Roti itu dikepung seolah-olah rasanya tidak cukup bagi semua orang. Kalau mau mentraktir orang juga malu-maluin sekali. 1 roti bagi 5 orang yang lagi kelaparan. Bukannya orang kalau lapar malah sebaliknya? 1 orang bisa makan 5 roti. Coba bayangkan, ini adalah sebuah permintaan yang mustahil.
Saya berikan sebuah maknanya. 20 banding 100 itu melambangkan kekurangan. Adakah di antara Anda yang hari ini merasa hidupnya selalu dalam kekurangan? Seolah-olah selalu dihantui kutuk. 20 banding 100 itu juga melambangkan kelemahan. Bagaimana 20 roti itu bisa mengenyangkan 100 orang yang sedang kelaparan? Lemah sekali posisinya. Apakah Anda juga dalam kelemahan? Kelemahan tubuh, contohnya, kelemahan fisik, kelemahan emosi Anda selalu dirundung kepahitan, dendam. Anda nggak bisa menang dalam mengendalikan diri sendiri. Anda bahkan tidak mengerti apa yang ada di hati Anda. Anda sungguh-sungguh merasa frustrasi. Dan selain itu, selain kekurangan, kelemahan, juga melambangkan kekalahan.
Contohnya kalau 20 orang dikepung sama 100 orang. Mana bisa menang? Dan ketiga hal yang barusan saya sebutkan ini mungkin adalah keadaan Anda. Dan kalau tanya apa yang jadi opini manusia: ‘sudahlah, terima saja nasib. Sudahlah, terimalah apa adanya, Anda toh nggak bisa apa-apa. Ya sudah, mau apa lagi’. Tapi belum Anda tanya kepada Tuhan apa kata Tuhan terhadapmu. Sebab Tuhan berkata dirimu dan diriku berharga. Itu yang pasti. Dosamu dan dosaku sudah diampuni karena Yesus mati di kayu salib untuk setiap umat manusia.
Dia Juru Selamat manusia. Bukan cuma untuk satu agama, Dia untuk kita semuanya. Dan bukan cuma mati. Kata orang kenapa kalau Dia adalah Tuhan, kenapa Dia meninggal dunia seperti itu. Dibunuh lagi. Kan Dia ambil posisimu dan posisiku. Jadi jangan complain. Kalau Dia nggak lakukan itu, nggak mungkin kesalehanmu, amalmu, dan bahkan kekuatan manusia bisa membawa kita ke Surga dan berkenan kepada Allah. Percayalah, seperti berjalan di atas satu rambut, dibagi jadi 7, nggak akan pernah sampai ke sana. Keseimbangan kita pun nggak mengijinkan, kita pasti akan jatuh dalam jurang maut.
Tapi Yesus nggak cuma mati, Dia bangkit kembali pada hari ketiga.
Membuktikan bahwa Dia betul-betul siapa yang Dia katakan. Diri-Nya sesungguhnya. Bahwa Dia adalah Tuhan di atas segala tuhan, Raja di atas segala raja. Jadi, itu yang Tuhan katakan tentang kita. Lewat kebangkitan-Nya Dia berkata bahwa kita punya masa depan. Kekurangan kita bisa diubah jadi kelimpahan kalau kita percaya. Kelemahan kita bisa jadi kekuatan bahkan kesembuhan. Tuhan bisa memberikan tubuh yang baru kepada kita kalau kita mau menerima dengan rendah hati apa yang Dia sudah beli di atas kayu salib. Kekalahan kita bisa berubah menjadi kemenangan. Ada orang berkata ‘Your test will be your testimony’. Ujian Anda malah justru akan menjadi pahala Anda, menjadi kesaksian yang luar biasa. Sehingga semua orang akan mengenal Tuhan, karena apa yang Tuhan perbuat di dalam kehidupan Anda.
Siapa bilang, kata orang 20 banding 100 pasti kalah? Bersama dengan Tuhan, minoritas adalah mayoritas. Kalau Tuhan berkata Anda berharga, Anda menang, Anda pasti akan menang! Cuma Tuhan tidak akan memaksakan berkat-Nya. Apakah Anda mau menerima atau tidak? Kita baca ayat berikutnya dan saya buka rahasia-rahasia yang lebih lanjut. Agar hidup Anda semakin diberkati, ini yang saya sebut dengan traktir rohani. Ini lebih dari sekedar makan roti, kenyang lalu lapar lagi. Yang ini bisa mengenyangkan selama-lamanya dan hidup Anda pasti akan berubah.
iman tanpa ketaatan, sebulat apapun iman itu, adalah mati.
Siapa bilang yang namanya iman itu buta? Iman itu nggak buta.
Bagi orang buta, orang yang beriman rasanya kayak buta. Karena merekalah yang buta. Iman itu nggak buta. Iman itu melihat Tuhan, kelebihan-Nya. Melihat kemampuan-Nya, janji-janji-Nya dan apa yang sudah Dia lakukan bagi kita. Itu iman. Memang iman tidak buta, tapi iman harus bulat. Nah itu, iman tidak buta tapi harus bulat! Pokoknya apa kata Tuhan pasti terjadi! Itulah imannya Elisa. Pokoknya apa kata Tuhan pasti terjadi! Dia ngomong begitu, punya keberanian seperti itu karena dia kenal siapa yang dia percayai. Dan kita juga punya Firman Tuhan, Alkitab di tangan kita, kita tahu apa yang Dia katakan. Dan mengenal Tuhan dan karakter-Nya, Dia tidak mungkin ingkar. Dia tidak mungkin memungkiri janji-Nya, apalagi mengulur-ulur seperti manusia kalau bisa dilakukan besok, kenapa harus diselesaikan dan dirampungkan hari ini.
Tuhan kita nggak seperti itu. Dia sudah mati bagi kita 2000 tahun lalu sebelum Anda dan saya lahir. Dia sudah bangkit bagi kita. Apa yang Dia selesaikan, selesaikan tepat waktu. Jadi, dia bisa punya keberanian seperti itu karena dia melihat Tuhan, bukan melihat keadaan. Tapi imannya bulat, apa kata Tuhan pasti terjadi. Firmannya berkata Aku tahu rancangan apa yang ada pada-Ku tentang dirimu. Yaitu rancangan damai sejahtera, bukan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu, hari esok yang penuh kemenangan dan pengharapan. Terimalah itu sebagai fakta. Kalau iman tanpa ketaatan, sebulat apapun iman itu, adalah mati. [YTB – Philip Mantofa]