Renungan Harian Ulangan 28: 1-14 ( Pemimpin adalah Inisiator). Pemimpin kristiani harus visioner dan inisiator. Artinya, pemimpin harus peka melihat visi yang tepat demi kelancaran kepemimpinannya. Pemimpin mesti idealnya adalah pribadi yang visioner. Maksudnya, ia mampu membaca dan merespon tanda-tanda zaman secara bijaksana. Selain itu, ia mampu melihat yang lebih baik dan penting bagi kelancaran organisasinya. Hal ini membutuhkan kepekaan. Tanpa kepekaan pemimpin tidak mampu sebagai inisiator. Pemimpin tidak semata-mata berfungsi sebagai to lead (memimpin) tetapi juga to manage (mengatur / mengurus). Artinya, ia bersedia mendelegasikan kepemimpinan kepada bawahannya.
Pemimpin adalah Inisiator
Jadi, kunci menjadi pemimpin yang inisiator adalah kepekaan. Kepekaan bukan bawaan sejak lahir apalagi keturunan melainkan kepekaan yang benar merupakan hasil dari hubungan yang intens dengan Tuhan sebagai sumber kebenaran. Artinya, kepemimpinan yang benar harus diiringi doa dan pembacaan firman Tuhan. Jika tidak, pemimpin mungkin saja dipimpin pemahamannya sendiri atau merencanakan sesuatu dengan menggunakan hikmat duniawi sebagai penuntunnya. Kita harus ingat bahwa kebenaran itu hanya ada pada Tuhan. Buku-buku manajemen kepemimpinan memang membantu tetapi sumber dasar kita adalah Tuhan. Itu sebabnya, Tuhan menjadikan keintiman ini sebagai standar bagi bangsa Israel sebelum menjadikan mereka benar-benar sebagai pemimpin bangsa-bangsa.
Sekarang, kita tahu betapa pentingnya memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan. Untuk itu, teruslah membangun hubungan dengan-Nya karena hanya Dia yang mampu mengubah keterbatasan kita menjadi sesuatu yang luar biasa sehingga kita bisa menjadi pemimpin yang inisiator, yang peka terhadap akan sesuatu. (wsp)