Renungan Harian Amsal 11: 24-25 (Prinsip Ekonomi Ala Surga). Krisis minyak goreng mencapai puncaknya dan Kkondisi ini sudah berlangsung selama 2 bulan. Ironisnya,mahalnyaminyakgorenghinggamenembus batas psikologis pasar memicu munculnya berbagai kecurangan. Minyak goreng yang dicampur minyak jelantah yang dijernihkan dengan menggunakan bahan kimia hidrogen peroksida. Hasilnya seperti sulap. Sekalipun sangat ampuh, hidrogen peroksida sama sekali tidak diperbolehkan karena bersifat racun bahkan sangat berpotensi menimbulkan radikal bebas yang justru harus dihindari.
Prinsip Ekonomi Ala Surga
Secara prinsip ekonomi, cara tersebut memang menguntungkan berkali-kali lipat besarnya. “Dengan pengurbanan sekecil-kecílnya untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin”. Namun, prinsip ekonomi yang dunia ajarkan sangat bertolak belakang dengan prinsip ekonomi ala surga. “Ada yang menyebar harta, tetapi tambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.”. Dari prinsip tersebut kita tahu bahwa kunci hidup berkelimpahan atau diberkati bukanlah pelit melainkan murah hati (bdk. Mat. 5:17). Prinsip ekonomi ini dipertegas dengan ayat selanjutnya yang berkata, “Siapa banyak memberi berkat, ia diberi kelimpahan, siapa memberi minum ia sendiri akan diberi minum”. Dengan kata lain, seberapa banyak kita menabur, sebanyak itu pula yang akan kita tabur. Apa yang kita tabur, itulah yang akan kita tabur.
Jadi, jika dalam bekerjakitamenaburkemalasan, ketidakdisiplinan, ketidakloyalan, dll, jangan kaget kalau kelak karir kita akan berakhir pada pemecatan. Ikutilah prinsip ekonomi ala surga! Bekerjalah dengan memberi yang terbaik meski atasan di tempat kerja tak berpihak pada kita, karena pada waktunya kelak Boss kita yang sesungguhnya- Tuhan akan mempromosikan kita. (alv)