Renungan Kejadian 2: 8-15 (Menjaga Bumi). Suatu saat saya berbincang-bincang dengan seorang tua adat di tempat terpencil, NTT, Saya mengagumi kearifan mereka terhadap lingkungan. Ada aturan yang mereka sepakati. Setiap ada anak yang lahir, orangtuanya wajib menanam 5 pohon kelapa sebagai bekal anak itu di kemudian hari. Setiap kali ada pemotongan satu pohon untuk dijadikan bahan bangunan, harus ada penanaman 5 pohon baru. Sungguh bijak kearifan lokal mereka. Jika saja semua kita melakukan hal yang sama, tidak akan ada hutan yang gundul di Nusantara ini.

Menjaga Bumi

Firman Tuhan menuliskan pesan Allah kepada Adam untuk menaklukkan bumi beserta isinya. Artinya, kita sebagai keturunan Adam juga wajib menjaga, memelihara dan merawat ciptaan-Nya. Inilah dasar utama bagi manusia untuk tidak merusak alam ciptaan-Nya. Namun, karena dosa dan keserakahan, manusia merusak alam dengan mengeksploitasi secara berlebihan. Manusia kerap lupa dan merusak alam tanpa pertimbangan. Semua kegiatan manusia lebih materialistis, sehingga mengesampingkan kehidupan jangka panjang.

Sebenarnya Allah sudah menciptakan bumi ini sebagai tempat yang asri bagi seluruh makhluk, dan menyatakan bahwa semuanya sangat baik. Sayangnya, kondisi Bumi saat ini rusak. Jelas Allah kecewa dengan pengelolaan manusia yang salah. Karena itu, janganlah kita bersikap acuh terhadap kejadian yang sedang terjadi di Bumi kita. Musibah longsor dan banjir yang sering kita alami, biarlah menjadi warning yang mesti kita renungkan. Mari selamatkan Bumi dari keadaan yang telah mengancam kehidupan. Lingkungan bukan hanya untuk kita nikmati, melainkan untuk kita lestarikan. (jab)