Renungan 1 Yohanes 2: 1-6 (Yesus Berintegritas, Saya Berintegritas). Ada dua teman yang meminjam uang kepada saya. Teman 1 meminjam Rp400.000,00 dan berjanji akan mengembalikannya dalam waktu dua minggu. Sedangkan teman 2 meminjam Rp150.000,00 dan akan mengembalikannya dalam waktu dua minggu juga. Namun sayangnya, sudah berbulan-bulan sejak mereka berjanji, sampai hari ini belum satupun dari mereka yang mengembalikan uang tersebut. Jangankan mengembalikan, menjelaskan alasan mereka belum bisa mengembalikan pun tidak. Parahnya salah satu dari mereka beberapa kali menghubungi saya tetapi tidak sedikit pun membahas masalah utangnya.
Kisah tersebut bukan lagi cerita baru karena banyak orang yang tidak menepati ucapannya sendiri. Sebagai orang yang percaya Kristis, kita harus malu terhadap diri sendiri dan Tuhan jika kita melakukannya. Sebab, dalam kekristenan karakter Kristus adalah dasar dari segala sikap hidup orang percaya dan salah satu karakter Kristus adalah integritas (perkataan dengan perbuatan selaras). Untuk itu, semua umat kristiani dituntut untuk memiliki integritas dan karakter Kristus lainnya, sebagai bukti bahwa kita benar-benar bersatu dengan Kristus. Kerugian terbesar orang yang tidak berintegritas adalah sulit dipercaya orang lain. Orang yang tidak bisa dipercaya pasti karirnya tidak berkembang, bahkan gagal.
Yesus Berintegritas, Saya Berintegritas
Tentu, kita tidak mau karir yang sedang dibangun mengalami stagnansi bahkan berhenti, bukan? Nah, jika dari perkataan saja kita sudah tidak bisa dipercaya, mungkinkah kita akan dipercaya Tuhan untuk melakukan perkara-perkara yang lebih besar? Mungkinkah kesempatan untuk naik level dalam karir itu akan kita peroleh? Kalau begitu, jadilah orang yang berintegritas.