Khotbah Kristen | Kerajaan Sungsang | Lukas 23: 34. Dalam sebuah perkunjungan, saya bercakap-cakap dengan seorang ibu yang sedang terbaring sakit. Banyak hal yang kami obrolkan mulai dari kondisi sakit yang dialami sampai kepada satu topik yang sangat melukai dirinya, bahkan sepertinya melebihi sakit yang sedang dideritanya. Si ibu bercerita tentang adik iparnya yang pernah berbuat jahat kepada anak si ibu. Satu kalimat yang si ibu katakan, “kalua saya sembuh saya harus tampar mukanya, supaya jangan sembarangan kalua bertindak.”
Menerima kembali, terlebih mengasihi orang yang pernah melukai kita, bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan. Sulit seseorang tetap berlaku baik ketika hidupnya diganggu, kenyamanannya diusik dan hak-haknya dicuri, dsb. Sudah tentu kondisi-kondisi tersebut akan membuat manusia benci, marah, dan menginginkan hal yang lebih buruk terjadi pada musuhnya tersebut. Orang-orang yang dilukai, dirugikan, dibuli, seringkali melakukan tindakan-tindakan yang lebih jahat daripada yang dilakukan oleh musuh sebelumnya. Jangan dulu bicara mengasihi, ketemu musuh saja tidak mau, atau rasanya langsung mau marah, memaki-maki, menghajar, dsb.
Kerajaan Allah adalah kerajaan yang sungsan atau terbalik. Bagaimana tidak terbalik, yesus datang dengan pengajaran dan tindakan yang berbeda dengan apa yang umumnya dilakukan dan diajarkan dengan dunia ini. Ketika Yesus dihina, dicambuk, dipukuli, dibuli dan diperlakukan bukan lagi sebagai manusia, justri Yesus tidak membalas dengan cara-cara seperti Dia diperlakukan. Ketika dunia mengajarkan, kita harus membalas yang jahat untuk mereka yang berlaku jahat, Yesus justru mengejar pengikut-Nya untuk membalas kejahatan dengan kebaikan. Pengikut Yesus diajak untuk mengampuni tujuh puluh kali tujuh kali, bahkan mengasihi mereka.
Perkataan Yesus dalam Lukas 23:34, “Ya bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” merupakan pernyataan yang menunjukkan bahwa dunia ini belum mengenal kerajaan Allah. Nilai dan gaya kerajaan Allah sangat berbeda dengan apa yang berlaku di dunia ini. Kerajaan Allah sangat berbeda dengan apa yang berlaku di dunia ini. Kerajaan Allah sungsang dan sangat berbeda dengan dunia ini. Nah, kalua dunia belum mengenal nilai-nilai kerajaan Allah, bagaimana dengan “calon penghuni” kerajaan Allah? Itu sebabnya, kita sebagai warga kerajaan Allah, harus mengikuti gaya Yesus dalam memperlakukan “musuh” di sekitar kita. Sejak kita mengaku percaya, gaya hidup kita pun harusnya sungsang dan terbalik dengan dunia ini, sehingga seperti Yesus, kita juga berkata, Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.
Fernando Simanjuntak