Renungan Harian Kejadian 31: 1-21 | Lebih Baik. Sebut saja namanya Robi. Ia adalah anak semata wayang. Ia tinggal bersama ibunya karena ayahnya telah meninggal dunia. Isteri serta anaknya juga tinggal bersama ibunya. Tetapi mungkin karena faktor usia sang ibu kerap kali sengaja membuat keributan. Ia juga cemburu dengan mantunya sendiri jika Robi memperhatikan isterinya. Mungkin Robi anak semata wayangnya, tetapi Robi telah beristeri dan memiiki anak. Karena melihat keadaan rumah penuh dengan pertengkaran, Robi memilih pindah rumah namun tetap mengamati ibunya dari jauh. Bukannya Robi jahat meninggalkan ibunya tinggal sendiri, tetapi pertengkaran yang kerap terjadi sangat tidak baik untuk keutuhan keluarga Robi dan juga pertumbuhan anaknya yang masih berusia 5 tahun.
Lebih Baik
SAUDARA, Yakub melihat ada yang berbeda dari perlakuan Laban kepadanya sangat berbeda ketika pertama kali ia datang kepada Laban. Mungkin dulu Laban lebih dekat dengannya, masih mau mengajak ngobrol, tetapi ketika Tuhan semakin memberkati Yakub, Laban mulai merasa tidak ‘enak hati’. Yakub peka dan merasakannya. Karena itu Yakub memilih jauh dari sang mertua yang juga adalah pamannya sendiri. Lebih baik dari pada keberadaannya di dekat sang mertua menciptakan pertengkaran besar dan akan merusak keutuhan keluarga Yakub.
SAUDARA, kita terkadang tidak sadar ketika kesalahpahaman terjadi, kita semakin gencar membela diri namun lama-kelamaan pembelaan diri itu menjadi pertengkaran besar. Jika kita tahu bahwa pihak yang bersebrangan tidak mau mengalah, lebih baik kita yang mengalah agar tidak timbul pertengkaran besar. Mengalah bukan berarti salah, tetapi kita berhikmat. Menghindari hal buruk lebih baik daripada berdiam dalam keadaan buruk itu dan membuat hidup kita semakin susah. (vlo) (Renungan Harian Kejadian 31: 1-21 | Lebih Baik)
baca juga: Renungan Harian Yehezkiel 34: 1-31 | Tuhan Adalah Gembalaku Yang Baik