Renungan Harian Ayub 2: 1-13 | Air dan Api. Malam hari sebelum tidur, saya menonton televisi sejenak. Saya menonton acara berita kebakaran di Mall yang cukup besar di Surabaya. Api yang cukup besar sempat membuat macet arus lalu lintas di sekitarnya. Petugas pemadam kebakaran pun terlihat berusaha keras untuk memadamkan api tersebut. Akhirnya setelah beberapa lama barulah api tersebut padam.
Kita tahu bahwa api yang kecil terkadang bisa menjadi besar jika kita terlambat untuk mematikannya. Kebakaran yang kecil bisa mengamuk begitu hebat dan merusak semuanya jika kita kurang cepat memadamkannya. Bahkan sering kita melihat api yang sudah menjadi besar dan sulit dipadamkan walau sudah disemprot air yang banyak. Butuh waktu yang lama untuk menghentikan api tersebut.
Air dan Api
Demikian halnya juga seperti korek api yang kecil. Korek api tersebut mampu membuat api yang besar dengan mudahnya. Kita bisa mengerti sekarang, bahwa lebih mudah menyulut api daripada memadamkannya, bukan? SAUDARA, mungkin juga hal itu sering terjadi dalam kehidupan kita. Lebih mudah kita menjadi api untuk teman kita daripada kita menjadi airnya. Lebih mudah kita kompor-kompori teman kita daripada kita mendinginkannya.
Sudahkah kita menjadi air untuk teman kita, saudara kita, lingkungan di sekitar kita? Ataukah kita masih sering menjadi api untuk teman kita, saudara kita dan orang di lingkungan sekitar kita. Kita sering menjadikan masalah lebih runyam, tidak menjadi pendamai justru menjadi domba yag berbulu serigala. Jika hal itu masih kita lakukan, berubahlah! Jadliah air yang menyejukkan dan menyegarkan buat teman kita, saudara kita, lingkungan kita, dan pasangan kita. (Christine) (Renungan Harian Ayub 2: 1-13 | Air dan Api)
baca juga: Renungan Harian Remaja Daniel 3: 15-17 | Keteguhan Hati