Renungan Harian 1 Samuel 16:6-13. Pada saat hendak memilih pemimpin baru bagi bangsa Israel, nabi Samuel hampir terkecoh. Mengapa? Karena ia hanya mengandalkan mata dan rasionya saja. Ketika melihat Eliab, Samuel merasa tertarik, sebab Eliab memiliki paras dan perawakan yang tinggi, memiliki keahlian dalam bertempur, dan sebagai anak sulung, ia sudah biasa memimpin.
Tuhan berfirman kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang ada di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” (1 Sam. 16:7). Tuhan justru memilih Daud, anak Isai yang paling bungsu, usianya masih sangat muda dan sama sekali tidak mempunyai pengalaman berperang.
Demikian pula, seringkali kita memakai penampilan sebagai ukuran kita menentukan siapa yang patut menjadi teman kita, rekan kerja atau seorang yang kita hargai. Kita tertarik kepada kecantikan atau kegantengannya, cara berbicaranya yang meyakinkan, caranya berpakaian yang perlente, gerak-geriknya yang menarik, dan sebagainya.
Penampilan memang penting, tetapi itu bukan yang terpenting. Seseorang harus kita hargai karena hatinya: Apakah ia takut akan Tuhan? Apakah ia memiliki karakter yang terpuji? Jangan terburu-buru memberikan penilaian negatif kepada seseorang hanya karena penampilannya yang kurang menarik.
Renungkan
Sebutkan perbedaan cara penilaian nabi Samuel dengan penilaian Tuhan tentang figur seorang raja! (ay. 6-7)
Bagaimana hal itu mengubah cara pandang Samuel selanjutnya? (ay. 8-10)
Siapakah orang yang dipilih Tuhan menjadi raja Israel? Mengapa Tuhan memilihnya? (ay. 11-13)
Periksalah, apakah Anda sering menilai seseorang karena penampilannya? Pernahkah Anda menilai seseorang secara negatif karena penampilannya? Mintalah pengampunan Tuhan! Temukan nilai dan karakter positif teman-teman dekat Anda, belajarlah memberikan pujian dan peneguhan kepada mereka! (Renungan Harian 1 Samuel 16:6-13 – GKBJ)