Renungan Harian Roma 14: 16-23 | Mengakhiri dengan Damai. Perjumpaan dengan sesama dalam kehidupan sehari-hari adalah suatu realitas. Keberagamaan akan terlukis disana, mulai dari canda, tawa, jabatan tangan, senyuman, hingga kekecewaan, penyesalan, atau konflik yang belum terselesaikan, baik karena penyebab yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Semua itu menjadi bagian dari rutinitas kehidupan manusia. Terlebih pada era digital seperti sekarang dimana hubungan sosial terasa semakin kompleks. Dalam kondisi seperti ini, kepekaan sosial kita akan diuji, yakni sejauh mana kita dapat berbagi rasa dalam menjalani kebersamaan bersama orang lain.

Dalam nasihatnya kepada jemaat di Roma, Rasul Paulus mendorong agar sebagai orang percaya, sedapat mungkin hidup mereka jangan sampai menjadi batu sandungan. Hamba Tuhan ini juga mengingatkan bahwa perkara Kerajaan Allah bukanlah soal makanan-minuman, atau hal-hal yang bersifat remeh-temeh lainnya, melainkan soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita. Dalam menjalani kehidupan bersama, manakala kebenaran dijunjung tinggi dan ditegakkan, akan ada damai sejahtera dan sukacita yang akan kita rasakan didalamnya. Bandingkan dengan kondisi dimana setiap orang yang kita kenal menjalani hidup bebas, semaunya, bahkan cenderung ngawur tanpa mempedulikan kebenaran, akankah kita tetap merasakan damai sejahtera dan sukacita saat berada di sekitarnya?

Akhirnya, marilah malam ini kita mensyukuri anugerah yang Tuhan berikan, sehingga hidup kita masih tetap berada di atas “rel kebenaran” firman-Nya. Bawalah kebenaran itu dalam relasi kita dengan sesama jadilah lebih peka dalam menjawab kebutuhan sesama sambil melihat kesempatan kalau-kalau kita dapat bersaksi atau mengajarkan prinsip kebenaran keapda mereka. (mwm)

baca juga: Renungan Harian Efesus 2: 12-17 | Yesuslah Damai Sejahtera Kita