Renungan Harian Remaja Yeremia 18: 1-17 | Bagaikan Bejana. Sebagian dari kita tentu pernah melihat bagaimana seorang tukang periuk membuat sebuah vas bunga, guci, teko atau barang-barang lain yang terbuat dari tanah liat, bukan? Si tukang periuk hrus mengambil tanah liat dari lahan, kemudian dicampur dengan air dan diaduk seperti adonan, dibanting-banting untuk menjadi adonan tanah liat yang mudah dibentuk, dan setelah itu mulailah si tukang peruk membentuk adonan tanah liat itu menjadi sebuah benda yang diinginkannya. Melalui beberapa proses pengolahan tanah liat yang tadinya tidak berbentuk akhirnya menjadi sebuah benda seni yang bernilai.
Firman Tuhan mengatakan seperti itulah kehidupan kita, yang diibaratkan seperti tanah liat di tangan si tukang periuk. Awalnya tidak berarti dan berharga sama sekali. Namun ketika Penjunan mengambil kita dari kehidupan yang tidak memberikan arti itu, Ia mulai membentuk kita seturut kehendak-Nya dan akhirnya kita pun menjadi berharga.
Proses pembentukan Allah memang tidaklah mudah. Kita pasti akan melewati tahap-tahap seperti sebuah bejana. Kadang kita merasakan sakit hati, tersinggung, marah, dan kecewa. Namun itulah proses pembentukan untuk menjadi sebuah bejana yang bernilai. Kita harus rela memberikan hidup kita untuk menjalani proses pembentukan itu, karena Sang Penjunan tahu persis bagaimana kehidupan kita kelak. Makanya Ia pun membentuk kita sesuai kehendak-Nya. Ia memperbaiki kehidupan lama kita dan memolesnya menjadi lebih indah lagi sehingga menjadi alat yang berguna bagi kemuliaan-Nya.
Saudara, jangan pernah menyerah bila saat ini hidupmu sedang mengalami pencobaan. Memang pencobaan itu datangnya bukan dari Tuhan, tapi Tuhanlah yang mengizinkan kita mengalaminya. Karena ini adalah sebuah proses hidup yang harus kita lewati. Proses menuju keindahan dan kesempurnaan, agar kita menjadi bejana-bejana yang indah di tangan Allah, mempunyai arti dan nilai bagi sekitar kita. Jadi jangan pernah tawar hati dengan proses Tuhan. Sebaliknya, berilah dirimu untuk dibentuk seturut kehendak-Nya. (ami)
Baca juga: Renungan Kristen Matius 12: 20-21 | Selalu Ada Harapan