Renungan Harian Remaja Efesus 3: 14-21. Apa motivasimu saat berdoa? Mengucap syukur? Meminta sesuatu? Atau, sekadar ngobrol sama Tuhan? Tentu ada banyak motivasi di dalam hati kita saat menaikkan doa kepada Tuhan. Memang, berdoa kelihatannya biasa dan ringan dilakukan, namun sifat malas masih sering menguasai kita. Kita cenderung berusaha menunda waktu berdoa. Atau, kalau pun kita berdoa yang ada justru perasaan kuatir dan cemas.

Sebagai anak muda yang enerjik dengan berbagai aktivitas, tidak jarang kita kehilangan waktu berdoa. Tidak peduli apakah dalam keadaan sehat maupun sakit. Kecenderungan melupakan waktu doa sepertinya dianggap biasa. Padahal dalam situasi apapun, Allah menginginkan kita tetap setia berdoa. Banyak orang masih berpikir dua kali tentang bagaimana Allah bertindak atas hidup ini. Rasul Paulus mengungkapkan pendapatnya tentang doa yang dinaikkan kepada Allah. Ia memilih pandangan tajam tentang doa. Empat hal dapat dipetik melalui ayat 18 bahwa kita dapat memahami lebar, panjang, tinggi dan dalamnya kasih Kristus. Segala yang pernah kita kuatirkan akan lenyap, karena pemahaman kita pada kasih Kristus.

Doa

Saudara yang terkasih, segala yang kita doakan, ada jawaban dari Allah. Percayalah dan milikilah iman yang besar atas segala sesuatu yang pernah dijanjikan Allah. Dalam masa muda kita ini, banyak sekali ditemukan gelombang pasang surut dan silih berganti menerpa kehidupan anak-anak Tuhan. Kala itulah kita perlu mengingat segala tindakan yang dilakukan Paulus. Paulus disegarkan dalam iman bahwa Allah melakukan jauh lebih banyak dari yang kita pikir dan doakan. Dasar dari semua ini bertolak dari iman kepada iman. Sebab itu, apabila kita berdoa janganlah merasa ragu dan cemas. Segala yang kita ucapkan di dalam doa telah didengar Allah. Tidak lama kemudian, Allah akan melakukan sesuatu bagi kita sesuai dengan doa yang pernah kita naikkan. Camkan, jaminan Allah diberikan kepada kita sungguh amat besar dan luar biasa! (PRY – Renungan Harian Remaja Efesus 3: 14-21)