renungan-harian-kristen-terbaru-dan-terlengkap
Renungan Harian Matius 5: 9

Renungan Harian Matius 5: 9. Kedamaian adalah sesuatu yang begitu indah, yang dikejar dan diusahakan oleh banyak orang di dunia ini. Kedamaian adalah sebuah keadaan yang harmonis, tenang, dan tenteram. Kedamaian adalah ketiadaan perang dan konflik. Dan baik di zaman sekarang atau di zaman dahulu kala, kedamaian di seluruh dunia sama langka seperti ikan di padang pasir. Selain di taman Eden, tidak ada kedamaian yang utuh di dunia ini. Kisah pembunuhan Habel yang dilakukan oleh Kain (Kej. 4 – pembunuhan pertama di Alkitab, ketika manusia baru berumur dua generasi) menghancurkan semua gambaran tentang kedamaian yang ada di taman Eden pada permulaan penciptaan. Peperangan pertama yang tercatat dalam sejarah terjadi kurang lebih pada tahun 2700 SM antara Kerajaan Timur Tengah Kuno yaitu Sumer dan Elam. Konflik militer pertama yang tercatat dalam Alkitab – ditemukan dalam Kej. 14, pertarungan antara raja-raja di Kanaan – sekitar tahun 2000 SM. Peperangan selalu menjadi bagian dari sejarah kehidupan manusia. Tetapi dalam ucapan bahagia yang ketujuh ini, Yesus memanggil kita untuk membawa damai bagi dunia yang telah begitu rusak ini.

APAKAH ARTINYA?

Kedamaian bukanlah sesuatu yang mudah untuk diwujudkan. Ini membutuhkan kerja keras setiap bangsa dan setiap individu. Karena dosa yang bersarang pada hati manusia, kita memiliki kecenderungan alami untuk berkonflik dengan sesama (Yak. 4:1-2). Tetapi orang Kristen yang sejati ditandai dengan kasih yang membawa kedamaian. Itu semua karena Yesus, teladan kita yang agung, adalah Raja Damai (Yes. 9:6). Ketika Yesus ada di dunia ini, Yesus mengajarkan semua pengikut-Nya untuk hidup dalam bersama. Bahkan di kayu Salib, akhirnya Yesus berhasil mendamaikan Allah yang suci dengan manusia yang pemberontak. Dan dalam kedatangan-Nya yang kedua kali, Ia akan menghancurkan segala kejahatan, menegakkan kerajaan-Nya yang kekal, dan memberikan kedamaian yang kekal bagi orang yang percaya (Why. 19-21).

Mencintai Yesus berarti mencintai kedamaian. Membawa kedamaian dimulai dengan kerendahan hati – mengambil langkah untuk rekonsiliasi, baik anda bersalah maupun tidak. Seperti dalam Rm. 12:18 mengatakan, “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” Ketika kita membawa damai, Yesus dalam ucapan bahagia ini mengatakan bahwa kita akan “disebut sebagai anak-anak Allah”. Dengan kata lain, ketika kita membawa damai maka dunia akan melihat dan mengakui bahwa kita adalah anak-anak Allah yang merefleksikan karakter Allah yang sejati.

LALU APA YANG HARUS DILAKUKAN?

Kalau anda sedang berkonflik dengan orang terdekat anda, ini waktunya untuk mempraktekkan frman Tuhan, mulailah dengan kerendahan hati untuk memulai rekonsiliasi dengan orang tersebut! Pikirlah juga apa yang anda akan lakukan untuk orang disekeliling anda hari ini yang akan memberikan damai bagi mereka!

TAHUKAH ANDA?

Lambang kedamaian yang terkenal adalah jari telunjuk dan jari tengah yang terangkat dan membentuk huruf V. Sebenarnya ini pada awalnya bukanlah tanda kedamaian, tetapi ini merupakan tanda untuk kemenangan (V for Victory) bagi para pejuang di perang dunia II. Tetapi pada waktu perang Vietnam pada tahun 1960-an, pada aktivis anti peperangan mengubah gestur ini sebagai sebuah simbol akan kedamaian.

Baca juga: Renungan Harian Matius 9: 29-30 | INSTANT

Baca Juga Artikel Lainnya....