Renungan Harian Markus 7:1-13. Mengasihi orangtua adalah suatu perintah yang sangat penting bagi Allah. Begitu pentingnya sampai masuk sebagai perintah ke-5 dari Sepuluh Hukum Allah (Keluaran 20). Namun, pada zaman Tuhan Yesus, tampaknya berlaku suatu adat istiadat di mana bila seseorang sudah memakai uangnya untuk membeli hewan korban bagi Allah maka ia tidak terikat kewajiban untuk merawat orangtuanya sendiri. Hal ini ditentang keras oleh Tuhan Yesus. Bagi-Nya, orang yang terlihat saleh dalam menjalankan ibadah agamawi tetapi menelantarkan orangtua adalah orang yang telah melanggarkan perintah Allah (ay. 13).
Bahkan, seandainya kita telah menikah sekalipun, kita tetap harus merawat orangtua kita sebagai aplikasi perintah Allah ini. Ketika menikah, kita memang tidak lagi bergantung kepada mereka. Namun, tanggung jawab kita sebagai anak untuk menunjang kesejahteraan hidup mereka tidak berhenti saat kita menikah. Perintah untuk mengasihi dan menolong orangtua seharusnya tidak bisa dibatalkan oleh alasan apa pun. Berlaku seumur hidup kita!
Apa kritik orang Farisi dan para ahli Taurat terhadap murid-murid Tuhan Yesus (ay. 1-5)?
Apa maksud perkataan Tuhan Yesus pada (ay. 10-13)?
Berjanjilah di hadapan Tuhan untuk menyayangi orangtua kita dengan setia sampai akhir hayat mereka. Kasih kita tidak sekedar kata-kata melainkan tindakan yang nyata serta dapat dirasakan mereka. Itulah yang berkenan bagi Bapa sorgawi. (Renungan Harian Markus 7:1-13 – GKBJ)
Baca juga: Khotbah Kristen Ayub 20 | Ketika hidup terasa tidak sesuai harapan