Renungan Harian Efesus 2: 12-17 | Yesuslah Damai Sejahtera Kita. Bagaimana keadaan kita dahulu? (ay 12) Apakah pengaruh kematian Kristus bagi kita? (ay 13-17)
Yesuslah Damai Sejahtera Kita
Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat Efesus untuk mendorong mereka bersatu sebagai Tubuh Kristus. Dasar dari kesatuan gereja berasal dari anugerah keselamatan dari Allah. Dulu kita terpisah dari Allah, namun oleh darah Kristus, kita diperdamaikan dengan Allah. Itulah sebabnya disebutkan “Dialah damai sejahtera kita”. Berita ini bukan saja untuk jemaat Efesus, tetapi juga untuk kita semua. Oleh karena Kristus kita memiliki damai sejahtera dan melalui Dia kita dapat berdamai satu dengan yang lain.
Ribuan tahun yang lalu para nabi telah menubuatkan damai yang akan datang. Di bawah bintang yang bersinar terang di luar kota Betlehem, para malaikat mengumumkan kedatanganNya. Bayi Yesus itu bertumbuh besar dan membawa damai yang melenyapkan kekacauan dan keterhilangan karena dosa. Kita tidak boleh membiarkan hati kita terus gundah gulana, tetapi sebaliknya kita harus mendapatkan damai tersebut. Damai yang sejati dan tak berkesudahan itu hanya kita dapatkan di dalam persekutuan pribadi dengan Allah melalui Tuhan Yesus Kristus.
Periksalah, bagaimana hubungan Anda dengan Allah selama 2 bulan terakhir ini? Bagaimana hal itu mempengaruhi Anda? Apa yang harus Anda ubah agar hubungan Anda denga Allah semakin intim? (Renungan Harian Efesus 2: 12-17 | Yesuslah Damai Sejahtera Kita)