Renungan Harian Amsal 10: 16-20 (Gaji). Mengapa Anda bekerja? Jawabannya biasanya beda-beda. Ada yang menjawab demi gaji, penyaluran hobi, status, menyembah Tuhan, menolong kawan. Jawaban paling umum adalah gaji. Ini benar. Gaji memang penting. Namun bukan faktor utama. Kalau orang bekerja dengan motivasi utama gaji, dijamin ia akan kecewa karena selalu ada orang yang gajinya lebih besar.
Gaji
Lalu, sikap seperti apa yang Tuhan mau atau apa motivasi yang Tuhan mau saat kita bekerja? Bukan demi uang tetapi menyembah Tuhan. Gaji hanyalah bonus. Coba bandingkan bekerja dengan hati tertuju kepada Tuhan dan bekerja dengan hati tertuju pada harta. Pasti beda. Saat hati kita tertuju pada Tuhan, pasti kita mengupayakan yang terbaik, selalu mengeluarkan berbagai ide kreatif, rajin meski tak ada yang mengawasi, dan tidak mengeluh meski pekerjaan bertumpuk-tumpuk, dan harus lembur. Kita sadar bahwa melalui pekerjaan itu ada banyak orang yang bisa kita berkati. Lain ceritanya, kalau hati kita tertuju pada besaran upahnya. Jangankan mencetuskan ide-ide kreatf, melakukaan tugas rutin saja malasnya minta ampun. Saat bos tidak di tempat, kita bukannya kerja malah mainan game di komputer atau asyik ngerumpi di jejaring sosial. Tahu rekan kerja gajinya lebih besar dan kerjanya sepertinya lebih enak, kita mengeluh dan iri.
Jadi, apa pun pekerjaan Anda, itu adalah pemberian Tuhan, bekerjalah untuk menyembah Dia. Kalau di gereja kita bisa giat melayani-Nya dan upayakan yang terbaik buat Dia, di dunia kerja pun hendaknya kita melakukan hal serupa. Jadilah garam dan terang dunia di tempat kerja. Dengan bekerja sebaik mungkin saat diawasi atau tak diawasi sehingga Tuhan senang dan tuan kita di bumi bangga karena mempunyai pekerja yang bekerja sepenuh hati. (ric)