Renungan 2 Tawarikh 20: 1-37 (Pemimpin Yang Mengandalkan Dia). Biasanya seseorang dipilih menjadi pemimpin karenaiamemenuhikualifikasisebagai pemimpin. Minimal ada hal yang lebih unggul dibandingkan orang yang dipimpinnya, entahkah kemampuan atau karakternya. Jabatan ini merupakan jabatan yang diinginkan banyak orang, bahkan tak sedikit yang berambisius untuk mendapatkannya dengan cara keliru. Karena itu, jika kita adalah pemimpin, jangan gunakan akal budi dan kekuatan diri sendiri dalam memimpin teladanilah Yosafat dalam memimpin negerinya.
Pemimpin Yang Mengandalkan Dia
Sebagai raja Yehuda, Raja Yosafat termasuk dalam barisan raja-raja Yehuda yang dalam kepemimpinannya disertai Allah karena hidupnya dikenan Allah (bdk. 2 Taw. 17). Penyertaan Allah itu terlihat jelas saat kerajaan Yehuda akan diserang bangsa Amon dan Moab. Sedangkan, kehidupan Yosafat dikenan Allah karena ia sangat mengandalkan Allah. Dalam suasana genting, ia langsung mencari dan mengabarkan kepada Allah sehingga rasa takut menjadi keberanian dan kepercayaan diri.
Ucapan Yosafat, pada nats, menunjukkan bahwa ia benar-benar berani menghadapi musuhnya dan percaya diri bahwa ia dan rakyatnya akan memenangkan pertempuran itu. Keberanian dan kepercayaan diri Yosafat timbul setelah Yahaziel bin Zakharia menyampaikan pesan Allah, yang menyatakan bahwa bukan mereka yang akan ber- perang melainkan Allah itu sendiri. Benar, keyakinan Yosafat pada Allah berbuah manis.
Dalam dunia kerja, kita akan selalu diper- hadapkan dengan berbagai macam musuh yang siap menjatuhkankita. Untukitu. jalanilahkehidupankarir kita bersama Allah Yosafat melakukannya, Andalkan Dia dan percayalah bahwa Allah ganti kita (bdk. Kel, 14:14) (lia)