Renungan 23 Okt 2021: Tesalonika 3: 1-15 (Sok Sibuk)

Renungan Tesalonika 3: 1-15 (Sok Sibuk). Pernahkah Anda sadar bahwa Anda dinilai dari hasil kerja dan cara mengerjakannya? Bukan dari seberapa lama di balik meja kerja atau seberapa banyak pertemuan yang diikutinya, atau seberapa padat jadwal waktunya. Sungguh jauh berbeda pengertian sibuk dengan bekerja. Pekerjaan terkadang menuntut kita untuk sibuk. Namun, sibuk tidak selalu berarti bekerja. Memiliki perilaku sibuk lebih mudah dilakukan ketimbangan bekerja. Bukankah kita sering mendapati seseorang menyibukkan dirinya agar tampak bekerja?

Sok Sibuk

Orang yang sok sibuk bekerja sama saja tidak tertib, karena tidak tahu mana yang harus diprioritaskan untuk bekerja. Rasul Paulus dalam bacaan mengajak kita untuk melihat kenyataan bahwa dalam hidup ini ada orang yang tidak tertib hidupnya, tidak bekerja, tetapi masih saja sibuk melakukan hal-hal yang tidak berguna. Ternyata pola hidup yang seperti ini sudah terjadi sejak waktu itu. Hal ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi rasul Paulus. Sebab itu Paulus menasihati kita untuk tidak mengikuti pola hidup yang seperti ini. Menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak berguna adalah sia-sia. Untuk itu mari, setiap hari supaya tidak sibuk dengan sia-sia, (1) tentukan target kita hari ini, (2) fokus menyelesaikan target harian dengan cara yang efektif dan efisien (3) jangan terlena, selesaikan hari ini dengan melebihi target yang telah kita tentukan (4) lakukan hal yang sama untuk esok hari.

Sekali lagi marilah kita mengingat bahwa kita dinilai baik bukan karena cara kerja kita yang sibuk, tetapi dari hasil pekerjaan kita dan cara kita mengerjakannya. Kita tidak perlu menunjukkan betapa sibuknya diri kita hanya demi penghargaan. Akan lebih baik jika kita mampu mengelola waktu dengan baik, bekerja dengan tenang, dan waspada. Apresiasi terbaik akan otomatis diberikan ketika kita mampu memberi hasil kerja yang terbaik. (bsa)