Renungan 1 Samuel 2: 1-10 (Kesombongan). Pada suatu pesta ada wanita berjalan dengan congkaknya sambil memamerkan mantelnya yang indah yang terbuat dari wool, bulu domba. Ia merasa lebih dari orang-orang yang lain karena mantel yang dipakainya memang harganya sangat mahal dan indah. Ia menjadi orang sombong. Inilah tragisnya hidup manusia, baru diberkati sedikit sudah menjadi sombong. Coba kita bandingkan, domba yang setiap hari mengenakan wool tidak pernah menjadi sombong, kemudian tidak mau menggembik lagi, tetapi mengaum.
Kesombongan
Firman Tuhan kita hari ini mengingatkan kita untuk tidak sombong, khususnya dalam berkata-kata. Bentuk piel yang dipakai dalam bagian ini menegaskan bahwa ini adalah sesuatu perintah yang keras. Tuhan tidak menghendaki umat-Nya berkata-kata yang melebih-lebihkan untuk mencari penghormatan.
Banyak orang berkata-kata melebih-lebihkan dirinya padahal kenyataannya jauh dari apa yang dikatakannya. Mereka berkata-kata demikian supaya dipuji orang. Mereka adalah orang-orang yang haus akan pujian. Kesombongan dapat menjadi boomerang bagi diri sendiri. Kesombongan bisa menjadi alat “pembunuh” untuk diri sendiri. Kesombongan kita bisa melukai orang-orang yang ada di sekitar kita. Akan tiba saatnya, luka itu akan mengenai diri kita sendiri.
Marilah belajar berkata-kata dengan benar. Jangan sombong. Bagaimana mengatasi kesombongan? “Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya” (1 Ptr. 5:6) “Terhadap sesama kita, rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus” (Ef. 5:21). Jadi, rendahkanlah diri di hadapan Tuhan dan sesama sekarang.