Renungan Yohanes 2: 1-11 (Reaksi Dan Aksi). Dalam pernikahan di manapun, acara pesta berupa ajakan dan minum bisa menjadi menu utama dalam pesta. Bahkan, dalam tradisi Yahudi, anggur adalah suguhan penting dalam perjamuan nikah. Kekurangan anggur saat mengadakan perjamuan nikah bisa membuat pesta kacau dan menjatuhkan nama baik si pengundang.
Reaksi Dan Aksi
Maria, Yesus, dan para murid-Nya menjadi tamu yang diundang dalam pesta pernikahan di Kana. Maria, ibu Yesus, tampaknya bukan saja hadir sebagai tamu undangan melainkan membantu juga di dapur. Ia tahu persis situasi dan kondisi yang terjadi di sana. Maria tahu ketika persediaan anggur makin menipis. Ia peka persoalan yang terjadi dan menyadari bahwa keluarga yang membuat pesta pasti berada dalam kesulitan besar. Ia ingin melakukan sesuatu agar pesta itu tidak berakhir kacau. Maria bertindak tepat dan tahu jawaban Yesus. Namun, ia pasrah, tidak peduli dan tidak perlu menjawab pertanyaan Puteranya yang menunjukkan ‘kesan’ tidak mau tahu dengan persoalan yang ada. Maria tidak goyah dengan usahanya. Sikap peka dan imannya menggerakkan Yesus untuk membuat mujizat untuk pertama kalinya: air berubah menjadi anggur jenis terbaik! Yesus tidak hanya mengatasi persoalan, Ia memberi yang terbaik lebih dari yang diminya ibu-Nya.
Hati kita harusnya peka ketika menangkap kekurangan atau kebutuhan yang terjadi di sekitar kita. Apakah kepekaan itu mendorong kita untuk melakukan sesuatu? Hidup kita menjadi berkat ketika kita peka dengan kesulitan seseorang. Ketika kita juga mulai bergerak untuk membantu atau setidaknya menceritakan masalah itu kepada Tuhan melalui doa. Karena itu, segeralah bertindak dan janganlah menunda. Berkat Tuhan sudah menanti.