Renungan Harian 1 Petrus 1: 13-16 (Harapan Masih Ada). Ada ibu yang jatuh sakit, lalu meninggal. Dalam secarik kertas, ia mengungkapkan sakit hatinya dengan sikap anak tunggalnya yang tidak bisa diatur lagi. Sang ibu kehilangan harapan untuk mendidik anaknya. Walaupun ia Kristen, ibu ini tidak yakin bahwa seorang beriman selalu ada harapan. Di balik mendung hitam selalu ada cahaya mentari,

Harapan Masih Ada

Sesungguhnya, dari kisah tersebut, kita perlu memahami bahwa kita bisa hidup karena kasih karunia yang dianugerahkan Yesus kepada kita. Hidup karena kasih karunia inilah yang membuat kita senantiasa memliki pengharapan sampai akhir hidup. Orang yang berharap pada Yesus tidak akan capek dan letih ketika menghadapi pencobaan. Mereka tidak akan meninggalkan pengharapan mereka dari Injil. Namun, pengharapan dalam Yesus membuat mereka mampu bersukacita sampai akhir hidup, apa pun tantangan yang dihadapi. Kalau Yesus saja bisa menyelamatkan kita dari dosa yang tidak bisa diatasi dengan cara apa pun, masakan Yesus tidak bisa menyelamatkan kita dari pencobaan yang kita hadapi? Orang yang berharap sampai pada akhir hidupnya akan menikmati kemuliaan bersama Tuhan di surga.

Siapa saja bisa dihantam keputusasaan, baik kaya-miskin, tua-muda, pandai-bodoh. Ada orang berkata, bila kegagalan datang, jalan buntu di depan, harapan sirna. Karena itu, penantian satu-satunya adalah kematian. Benarkah demikian? Bagi orang yang yang percaya atau beriman, hal tersebut tidak berlaku. Putus cinta, studi tertunda, kehilangan pekerjaan, penyakit, kegagalan, bukanlah kiamat. Kalau kita berharap, pasti Allah bertindak secara ajaib karena Allah kita besar dan dahsyat. (thf)