Renungan Harian Ulangan 8: 7-18 ( Ingat Tuhan ). Indonesia dalam bentuk upaya berhasil memakmurkan rakyatnya. Akan tetapi, gonjang-ganjing ekonomi tetap menjadi permasalahan besar dalam masyarakat. Fenomena ini sering mendorong manusia Indonesia mengaitkan Tuhan dan berkat jasmani. Seolah-olah, kutukan Tuhan hadir jika umat tak memperolehnya. Tak heran, ajaran kemakmuran menjamur di Indonesia. Apakah firman Tuhan hanya berbicara soal berkat jasmani? Kala kebenaran firman dipahami sesuai kapasitasnya, perspektif sehat soal berkat datang. Tuhan tak selalu menekankan berkat jasmani, juga sebaliknya, tak mengatakan punya harta dan benda jahat.
Ingat Tuhan
Semangat untuk memiliki banyak harta sering menjadi factor utama kemiskinan rohani. Bahkan banyak orang percaya tumbang dan jatuh dalam kesaksian mereka hanya karena mengejar harta. Tuhan hanya dipandang sebagai dermawan yang ringan tangan untuk membantu persoalan ekonomi kita. Prioritas utama kita tertuju pada berkat Tuhan, bukan Tuhan sendiri. Semakin besar keinginan untuk memiliki harta, semakin kecil kebutuhan kita akan Tuhan. Nats hari ini mengingatkan kita perintah Allah kala Dia hendak memberi bangsa pilihan-Nya kehidupan yang penuh berkat di Kanaan. Allah berkata “Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu”.
Tuhan meminta agar prioritas utama kita adalah pribadi-Nya, bukan berkat-Nya. Jika Tuhan selama ini mengizinkan kita menikmati berkat dalam bentuk harta dan benda, kita perlu mengingatkan diri supaya ingat sang sumber berkat. Kita diingatkan firman Tuhan untuk mengumpulkan harta di surga bukan di bumi. Mampukah Anda memuliakan Tuhan hanya karena Dia layak untuk dicari dan disembah, bukan karena berkat? Manusia yang hidup berlimpah atau yang kekurangan di hadapan Tuhan sebenarnya punya banyak alasan untuk bersyukur. (nsg)