Renungan Harian Yohanes 6: 1-15; 22-27 (Homo Laborans). Homo Laborans (Lat) adalah manusia pekerja. Artinya, ada pemberian atau pelayanan sebagai wujud aktualisasi diri sehingga ribuan orang bekerja dengan menjadi buruh, karyawan, perakit dan pen- cipta. Sebelum zaman industri manusia belum bekerja seoptimal mungkin. Sebaliknya, pada zaman industri, manusia menjadi budak pekerjaan. Hampir sepanjang hari manusia bekerja. Bahkan waktu untuk dirinya dan keluarganya tidak ada lagi karena bekerja.
Homo Laborans
Berbeda dengan pengertian itu, banyak orang mencari Yesus bukan untuk mencari pekerjaan melainkan kemudahan karena Dia pernah membuat mukjizat 5 roti, 2 ikan. Masih mending orang yang bekerja. Mereka bekerja supaya mendapatkan upah. Sedangkan, para pencari Yesus ini tidak bekerja tetapi menginginkan mukjizat sehingga tidak perlu bekerja lagi tetapi kenyang. Pencarian mereka ini mengalami antiklimaks. Semula, mereka mengikuti Dia karena melihat mukjizat penyembuhan terhadap orang sakit. Tentang hal ini, mereka benar karena hanya Dia yang mampu. Namun, setelah mereka kenyang karena mukjizat itu, disorientasi terjadi. Mereka hendak menanggungkan bagian yang seharusnya mereka emban kepada Yesus. Maksudnya, bekerja dan mencari upah tetap menjadi tanggung jawab mereka meski pernah dikenyangkan melalui mukjizat. Karena Yesus tidak mau menanggung tanggung jawab mereka, Yesus mengkritik mereka dengan memaparkan “Roti Hidup” (firman) yang harus dicari karena sifatnya kekal.
Karena itu, meski Yesus sanggup membuat mukjizat, Dia tidak menghendaki kita menjadi pemalas. Maksudnya, bekerja tetap menjadi bagian kita. Mukjizat terus menjadi bagian-Nya. Namun, jangan terus bekerja tetapi belajarlah firman Tuhan karena tugas ini adalah bagian kita. (ia)